KEMENKES RI telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta dalam pendistribusian antidotum (obat penawar) gangguan ginjal akut ke fasilitas kesehatan (faskes) yang merawat pasien.
Distribusi obat penawar itu dilakukan untuk mempercepat penanganan kasus gangguan ginjal akut pada anak yang hingga kini sudah mencapai angka 255 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menjelaskan bahwa obat penawar langsung diberikan ke faskes sehingga data alokasinya terpusat di Kementerian Kesehatan.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta telah menerima laporan 90 kasus gangguan ginjal akut sejak Januari sampai 24 Oktober 2022. Sebagian besar pasien adalah anak-anak yang berusia di bawah enam tahun.
Dari jumlah tersebut, diketahui hampir 50 persen pasien meninggal dunia. Sedangkan jumlah pasien sembuh sebanyak 15 persen dan jumlah pasien dirawat sebanyak 26 persen.
Pasien yang dirawat berada di beberapa rumah sakit, termasuk rumah sakit milik pemerintah pusat.
Di Jakarta, ada dua rumah sakit yang menjadi rujukan yaitu RS Cipto Mangunkusumo dan RSAB Harapan Kita.
Mengantisipasi angka kasus gangguan ginjal akut yang terus bertambah, Dinas Kesehatan DKI Jakarta menambah kapasitas perawatan intensif untuk anak (PICU), dari awalnya 197 tempat tidur, kini menjadi 219 tempat tidur.
Kementerian Kesehatan akan mempercepat kedatangan obat penawar Fomepizole untuk pengobatan pasien dengan gangguan ginjal akut progresif atipikal atau Acute Kidney Injuries (AKI). Fomepizole ini akan diberikan secara gratis untuk semua pasien.
Laporan Kemenkes menyebutkan bahwa kondisi 10 dari 11 pasien AKI yang mengonsumsi obat sirop diduga tercemar zat kimia tertentu berangsur membaik setelah mengonsumsi Fomepizole selama dirawat di RSCM.
Karena itulah Menkes Budi Gunadi Sadikin menyimpulkan bahwa obat penawar tersebut berdampak positif untuk menyelamatkan anak-anak yang menderita gangguan ginjal akut.
Indonesia telah mendatangkan Fomepizole dari Singapura dan siap mendatangkan lagi dari Jepang, Australia, dan Amerika Serikat.
KOMENTAR ANDA