KOMENTAR

BAGI pengusaha, memiliki produk yang berkualitas baik adalah sebuah keharusan. Pembeli yang merasa puas dengan apa yang kita sajikan, dapat dipastikan akan kembali lagi untuk merasakan kepuasan yang sama.

Begitu pula aturan yang berlaku dalam bisnis hijab. Di tengah kian banyaknya label hijab yang masuk ke pasar Muslimah Tanah Air, hijab dengan bahan nyaman dipakai dan desain menarik mata sudah pasti akan jadi pemenang.

Jika membicarakan tentang desain, maka standarnya menjadi relatif. Setiap desain tentu memiliki penggemarnya sendiri. Pun soal warna, sekalipun ada sejumlah warna yang sedang tren, akan ada banyak perempuan yang emoh mengenakan warna tertentu.

Lalu, bagaimana agar pengusaha bisnis hijab bisa terus eksis di tengah kompetisi yang kian sengit?

Berikut ini 3 tips dari desainer dan pengusaha fesyen yang sudah teruji melewati pandemi.

1# Cepat beradaptasi dengan kondisi yang terjadi

Sejarah menunjukkan bagaimana pandemi COVID-19 bisa mengubah semua tatanan kehidupan manusia. Demikian juga dalam hal bisnis fesyen. Banyak label fesyen mengalami kerugian besar saat pandemi karena masyarakat lebih memilih membeli kebutuhan kesehatan daripada berbelanja fesyen.

Salah satu contoh adaptasi yang dilakukan para desainer fesyen di bulan-bulan pertama pandemi adalah dengan menghentikan produksi busana high-end/ festive gown dan lebih banyak memproduksi setelan rumahan, busana kerja yang nyaman untuk WFH, jaket waterproof, dan tentu saja masker kain.

2# Menomorsatukan visual

Visual yang dimaksud adalah promosi di media sosial, website, maupun marketplace. Bahan promosi yang digunakan adalah foto dan video yang menarik mata sehingga para Muslimah tergoda untuk membeli.

Karena itulah sangat bijak bagi pengusaha hijab untuk menyediakan budget yang layak untuk promosi. Mengiklankan produk jangan dianggap sebagai beban biaya produksi melainkan sebuah investasi.

3# Cara promosi tak harus mengikuti arus

Jika sekarang banyak pengusaha memilih jalur online (business to customer) untuk jalur bisnis hijab mereka, tak ada ruginya menghadirkan butik offline. Bagaimanapun, perempuan selalu ingin melihat langsung warna asli dan memegang langsung bahan hijab yang ingin dia beli, dan mencobanya untuk memastikan pas atau tidaknya.

Karena itulah membuka butik online juga menjadi sebuah investasi. Selain untuk tempat berjualan, butik juga bisa dipakai untuk tempat pelaksanaan acara seperti talkshow, makeup class, atau trunk show.

Bisnis dengan menggunakan sistem kemitraan juga bukan sebuah sebuah hal yang ketinggalan zaman. Masih banyak orang yang belum merasa nyaman untuk berbelanja online.




Strategi Pemasaran Brand Kecantikan untuk Menarik Rasa Penasaran Gen Z

Sebelumnya

Shandy Purnamasari Terus Berinovasi Tingkatkan Kualitas Produk MSGLOW

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga