KONTROL rutin dan asupan nutrisi pasca terdiagnosa kanker payudara, memainkan peran penting dalam menjaga kondisi pasien. Namun kelelahan mengikuti prosedur, terkadang membuat pasien mengabaikan semuanya.
Padahal, menurut Dr dr Diani Kartini, SpB (K) Onk, spesialis bedah onkologi, penting bagi penyintas kanker payudara untuk melakukan kontrol rutin.
“Setelah operasi dan treatment lain yang memang membutuhkanw aktu lama, penyintas kanker payudara tentu merasa lelah. Kondisi itu membuat banyak penyintas berhenti memeriksakan diri. Padahal, penyintas wajib SADARI dan melakukan kontrol rutin untuk memastikan kondisi kankernya,” kata dr Diani, yang juga Dokter Pendidik Klinis di Program Studi Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dalam talk show Kanker Payudara Semakin Meningkat, Gen atau Pola Makan?, Sabtu (29/10) di Roemah Djan, Menteng, Jakarta Pusat.
Terutama ketika pasien melakukan pengangkatan payudara (mastektomi), kontrol rutin sebaiknya dilakukan, untuk melihat sejauh mana perkembangan dari operasi tersebut.
Ada dua teknik merawat luka pada pasien kanker payudara, yaitu swabbing dan irigasi. Teknik swabbing digunakan untuk mengobati luka kering, yaitu dengan menekan sambil menggosokkan perlahan payudara dengan kassa steril yang dibasahi NaCl 0.9 persen.
Sedangkan irigasi digunakan pada luka basah atau rentan berdarah, yaitu dengan menyemprotkan NaCl 0,9 persen dengan perlahan. Penggunaan antibiotik tabur terkadang diperlukan untuk menghilangkan bau tidak sedap pada luka payudara.
Kecukupan Nutrisi Penyintas Kanker Payudara
Jika melihat dari makanan yang biasa dikonsumsi, sebenarnya amat penting bagi pasien kanker maupun penyintas untuk makan makanan bergizi seimbang sesuai standar Isi Piringku yang diperkenalkan Kementerian Kesehatan RI.
“Tidak ada pantangan makanan bagi penderita kanker maupun penyintas. Daging sekalipun diperbolehkan. Selain itu, perhatikan juga variasi makanan. Jangan makan yang itu-itu saja," ucap Dr dr Diana Sunardi, MGizi, SpGK (K), spesialis gizi klinis RSCM.
Penyembuhan luka juga sangat dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang baik, dengan edukasi “makan sering porsi sedikit”. Banyak makan ikan air payau seperti lele, mujair, bandeng, belut dan konsumsi tahu, tempe, telur, ditambah susu.
Ini diperlukan, terutama untuk penyembuhan luka yang membutuhkan protein hewani dan nabati, agar daya tahan tubuh tetap terjaga.
Adapun mengenai kemungkinan malnutrisi yang mencuat di kalangan penderita kanker atau penyintas, dia mengatakan, ada beberapa penyebabnya. Mulai dari kanker itu sendiri hingga rasa mual dan muntah yang kerap timbul, menyebabkan adanya gangguan makan, yang berujung pada menurunnya berat badan dan berkurangnya fungsi organ tubuh.
KOMENTAR ANDA