Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

GANGGUAN kesehatan mental bisa menyerang siapapun, termasuk remaja, dewasa, hingga orangtua. Salah satu tanda kesehatan mental terganggu adalah agitasi.

Agitasi merupakan perasaan gelisah, jengkel, mudah marah, dan mudah tersinggung yang dialami oleh seseorang. Umumnya kondisi tersebut normal dirasakan setiap orang, namun agitasi berbeda. Perasaan ini dirasakan jauh lebih parah, sehingga menjadi salah satu gejala dari gangguan kesehatan mental.

Kondisi agitasi biasanya disertai dengan gerakan tak biasa, seperti meremas-remas tangan, mengepalkan tangan, mondar mandir, menarik rambut, berkata kasar, berprilaku buruk atau agresif, hingga kecenderungan melakukan kekerasan. 

Agitasi yang tidak diketahui penyebabnya, perlu diwaspadai sebagai tanda awal dari kondisi medis yang kurang baik karenadapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Kondisi Penyebab Agitasi

Banyak faktor yang menyebabkan agitasi terjadi, salah satunya adalah stres. Kondisi ini merupakan yang paling umum dari penyebab agitasi yang muncul bersamaan dengan berbagai faktor seperti tekanan dari pekerjaan, masalah hubungan, keluarga, keuangan dan lain-lain, yang menyebabkan burnout dan trauma.

Selain itu, ketidakseimbangan hormon, seperti hormon tiroid yang kurang aktif (hiptiroidisme), maupun tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme), memicu perubahaan fungsi otak, sehingga berbagai gejala neuropsikiatri, seperti perubahaan mood (termasuk agitasi) dan kognitif sering terjadi.

Penderita autisme, skizofrenia, hingga penderita gangguan kecemasan, depresi, dan bipolar disorder, sangat rentan menderita agitasi lantaran suasana hati dari para pasien ini tidak dapat ditebak.

Sementara itu, kecanduan alkohol, konsumsi kafein berlebihan, penyalahgunaan obat-obatan, serta kekurangan vitamin B6 juga dapat memicu perasaan gelisah dan marah yang tak biasa.

Cara Mengatasi Agitasi

Sejauh ini agitasi masih dapat diatasi dengan baik, yaitu dengan melakukan psikoterapi dan mengonsumsi obat-obatan penenang atau antidepresan, serta terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioral theraphy (CBT) bersama para ahli.

Sementara bila agitasi terjadi karena stres, hal tersebut bisa dikontrol dengan melakukan yoga, meditasi, atau teknik pernapasan yang baik. Selain itu, perbanyak istirahat serta menciptakan lingkungan yang tenang, seperti mengurangi pencahayaan di rumah pada siang dan malam hari.




Hindari Cedera, Perhatikan 5 Cara Berlari yang Benar

Sebelumnya

Benarkah Mengonsumsi Terlalu Banyak Seafood Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health