Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

ADALAH seorang perempuan muslimah bernama Ghaziyah bintu Jabir bin Hakim ad-Dausiyyah atau yang lebih akrab disapa dengan gelar Ummu Syuraik. Ketangguhannya dan kisahnya yang disebut dalam Al-Qur'an menjadi jajaran perempuan yang sangat menginspirasi.

Ketangguhannya dalam mengibarkan dakwah-dakwah Islamiyah membuatnya menjadi salah satu perempuan yang memiliki andil besar dalam menyebarkan ajaran Islam.

Dalam kesehariannya, Ummu Syuraik selalu bergaul, bertemu atau sengaja mengunjungi teman-temannya dari rumah ke rumah secara diam-diam, untuk menyelipkan misi dakwahnya. Hasilnya, beliau mampu mengajak perempuan Quraisy lainnya untuk mengikuti ajaran Islam.

Ummu Syuraik menjalankan dakwahnya dengan penuh semangat dan tanpa mengenal lelah. Meskipun beberapa kali mendapatkan ancaman siksaan, serta intimidasi terhadap keselamatan jiwanya sendiri, namun dia sama sekali tidak menyerah.

Ketika gerakan Ummu Syuraik ini mulai terdengar oleh sebagian penduduk Makkah, ia justru ditangkap oleh para kafir Quraisy dan membawanya pergi menuju Dzil Khalashah, suatu tempat di Sana’a (ibukota Yaman).

“Mereka menaikkanku ke atas unta yang kasar tanpa pelana, kemudian mereka meninggalkanku tiga hari tiga malam tanpa makan dan minum. Dan ketika berhenti, mereka menurunkanku dan meletakkanku di bawah terik matahari, sedang mereka pergi berteduh. Selama itu mereka menahanku dari makan dan minum, hingga aku nyaris pingsan,” kata Ummu Syuraik.

Ketika itu, para kafir Quraisy memintanya untuk meninggalkan Islam agar ia bisa minum. Akan tetapi, Ummu Syuraik tetap teguh pada pendiriannya dengan mengangkat jari ke langit, sebagai ungkapan tauhid.

Dalam keadaan hampir pingsan, Allah menurunkan bantuan-Nya. Seketika Ummu Syuraik melihat sebuah ember berisikan air menggantung di antara langit dan bumi. Setelah itu, ember tersebut menjulur kearahnya sebanyak tiga kali. Ia pun meminumny sampai kenyang, hingga membasahi sekujur tubuh.

Ketika para kafir melihat tubuhnya yang basah, mereka menuduh Ummu Syuraik mengambil persediaan air miliknya.

“Dari mana engkau mendapatkan air itu, apakah engkau mencuri air kami?” Dia menjawab, “Demi Allah, tidak! Sesungguhnya ceritanya begini.” Kemudian dengan jujur, ia menceritakan kisahnya kepada mereka.

Sempat tidak percaya, mereka pun bergegas pergi menengok ember tersebut dan mendapati bahwa ember mereka masih tertutup rapat dan belum terbuka. Mereka lantas bertanya keheranan. “Dari mana engkau mendapat air itu?”

Ummu Syuraik kemudian menjawab, “Allah yang telah menolong, rezeki dari Allah yang telah diberikan-Nya padaku.”

Setelah itu mereka semua berkata, “Kami bersaksi, bahwa Rabbmu yang memberimu rezeki itu juga adalah Rabb kami dan Dia pula yang telah mensyariatkan Islam.”

Setelah itu, mereka masuk Islam dan hijrah ke Madinah.




Menutup Tahun dengan Prestasi, dr. Ayu Widyaningrum Raih Anugerah Indonesia Women Leader 2024

Sebelumnya

Meiline Tenardi, Pendiri Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Women