Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

BERTEMAN dan berkelompok, pada dasarnya adalah hal yang biasa terjadi pada anak remaja. Tapi belakangan, berkelompok yang dulu dikenal dengan istilah “Geng” dan kini nge-tren disebut “Circle” sudah menjurus pada hal-hal yang negatif.

Tidak sedikit circle-circle tersebut yang kemudian membawa dampak buruk pada perilaku anak. Seperti senang membully, melakukan aksi-aksi kriminal, atau hal-hal lainnya yang sangat berdampak pada prestasi anak di sekolah.

Dalam ilmu parenting, hal ini disebut sebagai toxic circle yang apabila dibiarkan terjadi dalam suatu hubungan pertemanan akan berdampak buruk terhadap diri si remaja. Apalagi jika anak tidak segera menyadarinya.

Jika demikian, peran orangtua sangat diperlukan untuk memotong toxic circle ini. Tujuannya tentu saja untuk menyelamatkan anak agar tidak terjerembab pada lingkaran pertemanan yang berbahaya.

Bagaimana Orangtua Harus Berperan?

Mengutip laman Instagram @school_of_parenting, ada 2 peran penting orangtua yang bisa dilakukan ketika anak terjebak pada ‘lingkaran setan’ ini.

Pertama, siapkan telinga untuk menjadi pendengar anak. Salah satu sebab anak tidak terbiasa untuk terbuka pada orangtua adalah saran atau kritikan langsung ketika anak bercerita.

Padahal, terkadang anak hanya perlu untuk didengarkan dan tidak membutuhkan saran sama sekali. Oleh karena itu, perlu sekali orangtua mengenal dan memahami betul apa keperluan anak.

Kedua, tanyakan sesuatu sesuai informasi yang orangtua terima atau dapatkan. Setelah anak berhasil terbuka pada orangtuanya, Ayah dan Bunda bisa menanyakan lebih lanjut mengenai apa penyebab anak merasa terluka, kesal, atau emosi lainnya yang sedang dirasakan anak.

Orangtua juga dapat melakukan observasi langsung, bagaimana geng pertemanan dan sikap anak di rumah untuk mengantisipasi dan menyadarkan apabila terdapat pertemanan yang tidak sehat bagi anak.

Tidak hanya itu, orangtua harus memberikan contoh perbuatan baik pada anak, sehingga mudan menerima apa yang diajarkan orangtua.

Teladan jauh lebih efektif daripada ribuan nasihat dan teori tentang nilai moral.




Mengajarkan Anak Usia SD Mengelola Emosi, Ini Caranya

Sebelumnya

Jadikan Anak Cerdas Berinternet Agar Tak Mudah Tertipu Hoaks

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Parenting