ISTRI adalah sosok manusia yang paling bisa menahan sakit. Meskipun sudah berulangkali suami melakukan kesalahan, tapi tetap bisa dimaafkan dan menjalankan tugasnya sebagai pendamping.
Sakit hati terberat seorang istri bukan ketika mereka mengandung atau melahirkan anakmu. Sakit hati terberatnya seorang istri adalah ketika suami tidak mengerti situasi, suasana, dan perasaannya.
Apalagi ketika ia melihatmu di depan mata tapi serasa tidak ada, karena engkau hanya mementingkan gadget ketimbang mengobrol dengan istrimu.
Tentu sebagai seorang istri, mendapat perhatian penuh dari suami adalah hal yang sangat krusial. Hanya sekadang mendengarkan curhatannya atau ditanya kabarnya di rumah, akan membuatnya merasa sangat bahagia.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya istrimu mempunyai hak atas dirimu, untamu juga demikian, dan tubuhmu itu juga mempunyai hak atas dirimu.” (HR Bukhari Muslim).
Namun para istri, ketahuilah bahwa sosok laki-laki memang identik dengan sifat dasarnya, yaitu cuek, mengutamakan logika, berpikir praktis, berharga diri tinggi, berpikir tentang masa depan, mengutamakan hasil, dan berpikir global.
Terlepas dari kelebihan dan kekurangannya, sifat-sifat tersebut memang dibutuhkan untuk menjadi seorang pemimpin. Sebagaimana Allah SWT berfirman:
“Kaum laki-laki itu adlaah pemimpin bagi kaum perempuan, karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (perempuan), dan mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebahagian dari harta mereka.” (Qs An Nisa: 34)
Karena memang begitulah sikapnya laki-laki, ada baiknya istri menanggapinya dengan cara yang positif, sebagaimana Rasulullah SAW mengajarkan kepada umat-umatnya agar hubungan pernikahan tetap harmonis:
- Pertahankan Komunikasi Positif
“Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu, kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakal kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya” (Ali Imran: 159)
- Pillow Talk
Ternyata, pillow talk merupakan kebiasaan Nabi Muhammad SAW Bersama istrinya. Rasulullah SAW terbiasa bercengkerama Bersama istri sebelum tidur.
Mereka saling berbagai perasaan bahagia, curhat, dan mencari solusi Bersama.
Pernah suatu saat Aisyah RA bercerita dan Nabi SAW mendengarkannya dengan baik dan memberikan beberapa komentar mengenai kehangatan dan salah satu kisah romantis.
Rasulullah SAW berkata, “Aku bagimu seperti Abu Zar, seperti Ummu Zar. Hanya saja, Abu Zar mencerai dan aku tidak mencerai.”
Kemudian Aisyah RA membalasnya dengan romantis lagi, “Wahai Rasulullah, bahkan engkau lebih baik kepadaku daripada Abu Zar.”
Sebab, laki-laki memang mahluk yang lugas dan apa adanya, maka janganlah menyimpulkan kesan cuek sebagai sikap yang menandakan hilangnya perhatian mereka.
Komunikasi adalah kunci menghadapi cuek menurut Islam, yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Kemudian, rasa saling mengerti adalah pelengkapnya.
KOMENTAR ANDA