MENGGUNAKAN masker memang menjadi sebuah new normal bagi kita setelah dilanda pandemi COVID-19.
Namun demikian, sekalipun kita sudah mengenakan masker dengan rutin setiap keluar rumah selama lebih dari dua tahun terakhir, tetap saja mengenakan masker dalam waktu lama membuat kita merasa kurang nyaman.
Salah satu yang banyak dikeluhkan masyarakat adalah masalah bau mulut. Masalah ini tentu saja merusak kenyamanan kita mengenakan masker dan membuat kita tidak percaya diri.
Banyak faktor yang bisa menyebabkan kita mengalami bau mulut. Namun penyebab utamanya adalah adanya masalah kebersihan mulut.
Selain itu, gigi berlubang, infeksi sinusitis, sakit maag atau asam lambung juga bisa berkontribusi pada munculnya bau cukup menyengat yang bisa tercium orang lain.
Pada penderita maag atau naiknya asam lambung bisa mengalami napas tidak sedap akibat aroma gas naik dari pencernaan lalu keluar lewat mulut.
Bagaimana agar napas dan mulut tetap segar meski harus mengenakan masker? Berikut ini beberapa tips yang bisa dijalankan.
- Minum cukup air putih agar mulut tidak kering.
- Menyikat gigi dengan rutin dua kali sehari dan flossing.
- Menghindari makanan dan minuman pemicu bau mulut (contoh: bawang, kopi).
- Berkumur dengan air putih, lengkapi dengan obat kumur yang mengandung antibakteri.
- Mengunyah permen mint atau permen karet agar mulut segar.
- Tidak merokok.
- Memastikan bahwa masker yang dipakai sesuai standar.
- Mengurangi bernapas dengan mulut.
Dalam Journal of Occupational and Environmental Hygiene disebutkan bahwa penggunaan masker dalam durasi 8 jam bisa membuat pemakainya tidak nyaman. Ketidaknyamanan tersebut bisa berimbas pada hal-hal krusial, salah satunya produktivitas para pekerja.Karena itu penting agar menggunakan masker tidak menghalangi kegiatan kita sehari-hari.
Penggunaan masker merupakan salah satu protokol kesehatan utama yang masih dibutuhkan untuk mengurangi penyebaran COVID-19.
Meskipun sejumlah negara maju telah menghapus kewajiban bermasker di tempat umum, pemerintah Indonesia tetap mengimbau masyarakat bermasker dalam aktivitas sosial yang melibatkan banyak orang. Sudah tentu, kebijakan ini demi kebaikan bersama.
KOMENTAR ANDA