Cuaca ekstrem di DKI Jakarta/Net
Cuaca ekstrem di DKI Jakarta/Net
KOMENTAR

DI tengah cuaca ekstrem yang diprediksi akan terus berlangsung di Jakarta, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengimbau agar masyarakat bisa bekerja dari rumah atau work from home (WFH).

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan, anjuran tersebut merupakan arahan langsung dari Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta Heru Budi Hartanto, beberapa waktu lalu.

“Sebelumnya Pak Pj (Heru Budi Hartanto) juga sempat melontarkan ide kan, kalau cuaca ekstrem mungkin warga Jakarta bisa diimbau untuk WFH,” ujar Isnawa, Senin (7/11).

Saran untuk melakukan WFH dimaksud agar para pekerja tidak terdampak risiko cuaca ekstrem, seperti pohon tumbang, terjebak banjir di jalan, hingga mengalami kemacetan lalu lintas.

“Mungkin bagi kantor-kantor, gedung-gedung, apabila bisa dalam cuaca yang kurang bersahabat ini, kan (WFH) juga (dapat) mengurangi risiko bencana, (seperti) pohon tumbang dan angin kencang,” saran dia.

Gejala La Nina

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan akan kembali turun dan terus merata pada minggu ini, serta akan mencapai puncaknya di Januari-Februari 2023 mendatang.

“Memang, sampai Januari hingga Februari (2023) potensinya besar, karena ada gejala La Nina,” ucap Isnawa.

Selama gejala La Nina itu, sejumlah daerah di DKI Jakarta berpotensi diguyur hujan dengan curah hujan di atas rata-rata.

Potensi Penyakit Menular Meningkat

Tidak hanya cuaca ekstrem, perubahan iklim yang terjadi belakangan ini juga berpotensi meningkatkan penyakit menular. Begitu dikatakan Kepala Pusat Riset Rekayasa Genetika Organisasai Riset Hayati dan Lingkungan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Ratih Asmana Ningrum.

“Perubahan iklim sangat berdampak pada lingkungan sehingga secara langsung memengaruhi sektor kesehatan,” ucap Ratih.

Penyakit-penyakit menular itu diantaranya zika, malaria, demam berdarah, influenza, ebola, dan Covid-19. Utamanya adalah zoonosis yang diperantarai vektor.

“Yang lebih berbahaya adalah penyakit infeksi yang baru. Ada literatur yang menyebut bahwa 1,7 juta virus belum terungkap dan ada pada mamalia serta burung, di mana 827 ribu virus di antaranya dapat menginfeksi manusia,” demikian Ratih.




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News