KOMENTAR

MENJADI remaja di zaman now tidaklah semudah yang kita bayangkan. Banyak tekanan dari lingkungan yang jika tidak bisa disikapi dengan bijak, akan menjadi gangguan kesehatan mental yang membahayakan di masa dewasa kelak.

Karena itulah, menjadi orangtua di zaman now pun bertambah berat tanggung jawabnya.

Ada 4 (empat) penyebab stres pada remaja yang mesti diperhatikan sebaik-baiknya. Tugas orangtua adalah membersamai remaja agar mereka bisa 'bermekaran' menjadi sosok tangguh di masa depan.

Tekanan akademik

Ketika anak naik kelas ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dia akan kaget dengan materi yang bertambah sulit dan banyaknya tugas, juga dengan teman-teman baru yang belum dikenal.

Di awal tahun ajaran, orangtua sebaiknya meluangkan waktu untuk berterus-terang bahwa dibutuhkan kerja cerdas untuk bisa menguasai pelajaran yang diberikan guru. Tekankan pada anak untuk selalu fokus menyimak penjelasan guru di kelas dan mengerjakan tugas di awal waktu.

Ambisi orangtua dan diri sendiri

Orangtua harus mampu untuk mendukung dan mengapresiasi setiap usaha yang dilakukan anak demi meraih cita-cita, tak peduli apa pun hasilnya. Yakinlah, memaksakan ambisi tidak akan membuat anak bahagia.

Orangtua harus selalu membimbing, namun beri kebebasan pada anak untuk melangkah. Pada akhirnya mereka akan bersinar, walaupun ada anak yang lebih dulu berhasil dibandingkan anak lainnya.

Tekanan teman sebaya

Media sosial menjadi salah satu penyebab stres pada remaja. Pencitraan yang luar biasa memikat di media sosial membuat seorang remaja mudah merasa minder, malu dengan kondisi dirinya, sulit menghadapi kenyataan hidup, dan terobsesi pada kemegahan duniawi.

Orangtua harus hadir utuh untuk menemani anak mengenali dunia ini. Bukalah mata anak untuk melihat sisi-sisi "ketidakidealan" yang ada di sekitar kita. Buatlah anak memahami hal-hal yang lebih esensial dari sekadar 'aksesoris' kehidupan.

Hubungan personal

Orangtua memang harus menjadi 'sutradara' yang bisa membiarkan anak mengeksplorasi dan berkreasi namun bisa mengingatkan di saat anak salah melangkah.

Orangtua harus memiliki kedekatan hati dengan anak, memiliki quality time bersama, termasuk menjalani hobi yang sama. Itulah yang menjaga komunikasi tetap terbangun baik. Jadilah pendengar yang baik atas segala keluh kesah anak.




Mengajarkan Anak Usia SD Mengelola Emosi, Ini Caranya

Sebelumnya

Jadikan Anak Cerdas Berinternet Agar Tak Mudah Tertipu Hoaks

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Parenting