Tenangkan hati dengan bershalawat dan berserah diri kepada Allah SWT/Net
Tenangkan hati dengan bershalawat dan berserah diri kepada Allah SWT/Net
KOMENTAR

SETIAP orang terlahir dengan emosi, diantaranya adalah amarah. Amarah muncul karena merasa diperlakukan tidak adil atau tidak sesuai dengan yang dikehendaki.

Apabila tidak dikendalikan dengan baik, efek yang ditimbulkan dari amarah bisa beragam, antara lain konflik, keributan bahkan perpecahan. 

Rasulullah SAW  bersabda, “Orang yang kuat itu bukanlah yang jago gulat, tetapi orang yang kuat ialah orang yang dapat menahan dirinya di kala sedang marah.” (HR Bukhari dan Muslim).

Dalam hadis lain Rasulullah SAW bersabda, “Jangan marah, maka kamu akan masuk surga.” (HR. Ath-Thabrani).

Lalu bagaimanakah cara mengendalikan amarah sesuai dengan anjuran Rasulullah?

Bacalah kalimat ta’awudz. Pada saat marah, kita dianjurkan untuk membaca kalimat Ta’awudz yang artinya adalah: “Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.” Kalimat ini mampu meredam amarah, agar tidak terpengaruh godaan setan untuk melampiaskannya ke dalam hal-hal yang bersifat negatif atau anarkis.

Cobalah untuk diam dan menjaga lisan, karena seseorang sedang marah, yang paling sulit dikendalikan adalah perkataan. Ia akan berbicara tanpa aturan, bahkan dapat mengundang murka Allah SWT. 

Dari Ibnu Abbas Ra, Rasulullah SAW bersabda, “Jika kalian marah, diamlah.” (HR. Ahmad).

Mengubah posisi juga mampu meredam amarah. Sebagaimana nasihat Rasulullah SAW, “Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaklah dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendaklah dia mengambil posisi tidur.” (HR Ahmad).

Beristighfar pada saat marah dapat menenangkan hati dan pikiran. Selanjutnya, segeralah berwudhu atau mandi. Marah itu berasal dari godaan setan dan setan terbuat dari api. Untuk memadamkan api, maka perlu menyentuh air dengan cara berwudhu atau mandi.

Dari Urwah As-Sa’di Ra, Rasulullah SAW:

“Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan diciptakan dari api, dan api bisa dipadamkan dengan air. Apabila kalian marah, hendaknya dia berwudhu.”(HR Ahmad dan Abu Daud).

Maka, diwajibkan bagi umat Muslim untuk menahan amarah dengan cara demikian.




Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Sebelumnya

Anjuran Bayi Menunda Tidur di Waktu Maghrib Hanya Mitos?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Tadabbur