Alat tenun gedogan hasilkan kain tenun bernilai jual tinggi/Net
Alat tenun gedogan hasilkan kain tenun bernilai jual tinggi/Net
KOMENTAR

KAIN tenun merupakan kain kebanggaan masyarakat Indonesia. Beragam motif kain yang berasal dari berbagai daerah merefleksikan bahwa negara kita memiliki beragam budaya yang tak ternilai harganya.

Menenun merupakan proses menganyam benang-benang pakan (benang yang sejajar dengan kain lebar) pada benang-benang lusi (benang yang sejajar dengan panjang kain).

Di beberapa daerah, proses menenun masih menggunakan alar tradisional yang dinamakan Gedogan. Dikutip dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Gedogan merupakan alat tenun sederhana yang penggunaannya dilakukan dengan cara memangku atau menggendong alat tersebut sambil duduk di lantai.

Alat tenun tradisional tersebut diduga sudah digunakan sejak era Neolitikum, karena dari hasil penelitian, pada zaman tersebut ditemukan cap tenunan, alat untuk memintal bahan pakan dan pahatan batu ukiran yang menggambarkan wanita yang sedang menenun.

Alat tenun tersebut dinamakan Gedogan, karena pada saat digunakan menenun akan muncul suara ketukan yang berbunyi “dog-dog”, yang berasal dari bagian tertentu dari alat yang saling beradu. Biasanya, para perajin tenun memperoleh Gedogan secara turun temurun, yang diwariskan dari orang tuanya. 

Gedogan terdiri dari Por, yaitu alat yang berfungsi sebagai penahan pinggang penenun. Bahannya terbuat dari kayu dan tali rami atau tambang. Lalu Suri, bentuknya menyerupai sisir yang berfungsi untuk memisahkan benang lusi atas dan benang lusi bawah.

Ada pula Dayan (Papan), yang Berfungsi untuk menarik benang. Dan Apit, yang akan menggulung tenunan yang sudah jadi. Letaknya di depan perut penenun.

Kain yang ditenun dengan menggunakan Gedogan merupakan kain yang memiliki ciri khas eksotis dan tradisional, serta bernilai budaya yang tinggi. 

Proses menenun merupakan proses yang sangat rumit dan lama, yang membutuhkan ketelatenan serta kesabaran. Seorang penenun harus menyisipkan satu persatu benang secara manual sesuai dengan corak dan pola yang menjadi ciri khas tiap daerah. Dan biasanya, dibutuhkan waktu berbulan-bulan untuk menyelesaikan satu kain tenunan yang indah.

Itulah mengapa kain tenun yang dibuat dengan menggunakan Gedogan memiliki harga yang sangat mahal, meskipun tekstur kain serta kerapatannya tidak sama persis, karena dibuat dengan handmade yang membutuhkan keterampilan tangan manusia.




Yayasan Jantung Indonesia Konsisten Dorong Gaya Hidup Sehat, Salah Satunya Lewat Olahraga Beladiri MMA

Sebelumnya

Kelezatan Kue Wajik yang Tak Lekang oleh Waktu

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Horizon