TUNTUTAN pekerjaan yang tinggi dan idealisme untuk menjadi yang terbaik, tanpa sadar sering membuat para pekerja terjebak dalam kondisi toxic productivity atau kecanduan kerja.
Bila hal tersebut berlangsung terus menerus akan dapat berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental, diantaranya mengalami burnout bahkan depresi.
Untuk itu, penting bagi para pekerja menyadari tanda-tanda toxic productivity sebelum berakibat fatal bagi kesehatan.
Susah mengatur istirahat
Hal pertama yang menjadi indikasi toxic productivity adalah sulit mengatur waktu istirahat. Ketika sudah mulai bekerja, para penderitanya cenderung enggan berhenti untuk istirahat, sebelum semua pekerjaan selesai dengan sempurna. Karena mereka berpikir bahwa dengan tidak beristirahat, maka pekerjaan bisa lebih cepat selesai dan sempurna.
Berlebihan dalam beraktivitas
Indikasi berikutnya adalah sering berlebihan dalam bekerja dan cenderung lupa waktu. Akibatnya ada banyak hal-hal yang terlupakan yaitu lupa makan, lupa beribadah, lupa berkabar dengan keluarga, bahkan mereka tidak menyadari bahwa mereka sudah bekerja sampai larut malam.
Memiliki ekspektasi yang tidak realistis
Seseorang yang terjebak dalam toxic productivity cenderung selalu ingin sempurna dalam segala sesuatu. Tak jarang ia memiliki ekspektasi atau keinginan yang tidak realistis.
Sering merasa bersalah saat berdiam diri
Tanda toxic productivity berikutnya adalah sering merasa bersalah ketika berdiam diri sejenak, walaupun hal tersebut dilakukan pada waktu istirahat atau libur.
Tidak pernah puas
Penderita toxic productivity cenderung tidak pernah puas terhadap hasil kerjanya, padahal segala sesuatu yang ia lakukan sudah lebih dari cukup. Dan tidak jarang konsep berpikir berlebihannya juga dipaksakan terhadap orang lain di sekitarnya.
Dalam beraktivitas, memang dibutuhkan optimisme dan motivasi yang tinggi agar dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Tapi hal tersebut harus diimbangi dengan skill (ketrampilan) dan waktu yang cukup untuk menyelesaikannya.
Selain itu, harus disadari pula bahwa tubuh dan keluarga juga memiliki hak untuk diperhatikan. Ketika bekerja, gunakan waktu seefisien mungkin, sehingga dapat selesai tepat pada waktunya dan dapat memperoleh keseimbangan antara bekerja serta istirahat.
KOMENTAR ANDA