KOMENTAR

DALAM kehidupan ini, ada kalanya orang mengkhianati kita. Entah itu dalam urusan rumah tangga, pertemanan, hingga bisnis.

Hakikat khianat menurut Ibnu 'Asyur dalam At-Tahrir wa At-Tanwir adalah "menjalankan berbeda dari yang diamanatkan, tanpa diketahui orang yang memberikan amanat."

Lantas bagaimana bila kita dikhianati?

Ustaz M. Abduh Tuasikal mengingatkan bahwa Allah itu Mahaadil, Allah adalah Maaliki Yaumid diin (Pemilik Hari Pembalasan). Dengan keyakinan itu, maka kita tak perlu merasa marah atau kelewat gusar manakala mendapati orang lain—terlebih lagi orang yang kita percaya—mengkhianati amanat kita.

Jika ada yang berkhianat kepada kita, pasti akan ada hukuman yang adil dari Al-Maalik di akhirat kelak.

Jika seseorang mengkhianati kita, inilah lima hal yang mesti kita lakukan.

  1. Jaga jarak dengannya, tetap jangan sampai memutuskan hubungan.
  2. Fokus untuk menjadikan diri kita lebih baik.
  3. Jalin hubungan dengan banyak orang.
  4. Lakukan hal yang bermanfaat untuk dirimu dan orang lain.
  5. Jangan menyimpan dendam, besarkan hatimu untuk memaafkan.

Percayalah, dendam hanya akan menghasilkan luka yang lebih dalam. Membalas dendam, terlebih dengan cara yang sama jahatnya, akan terasa menyenangkan pada awalnya. Setelah itu, ketika nurani dan akal sehat sudah kembali jernih, maka sesal berkepanjangan akan menghantui kita seumur hidup.

Yang perlu kita lakukan hanyalah membuktikan bahwa kita adalah hamba Allah yang bertakwa, yang menjadikan keperihan dunia sebagai jalan untuk lebih mendekat kepada Allah Swt.

Pengkhianatan hanya akan melahirkan keburukan. Orang yang berkhianat tak akan bisa merasa tenang, sekalipun dia mencoba untuk mengisinya dengan berbagai hal remeh-temeh dunia.

Sebagai orang yang dikhianati, jauh lebih bijak jika kita menjadikan diri lebih baik, lebih mulia, dan lebih bermanfaat untuk kemaslahatan umat. Kita menjadikan kepedihan hati kita sebagai lecutan untuk memperbaiki diri.

Di balik pengkhianatan, akan ada hikmah kebaikan. Insya Allah, kita akan dipertemukan dengan orang-orang yang lebih jujur dan amanah serta menghargai hablumminannas sebagai bagian dari ibadah.




Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Sebelumnya

Anjuran Bayi Menunda Tidur di Waktu Maghrib Hanya Mitos?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Tadabbur