BOTOX adalah obat yang melemahkan atau melumpuhkan otot. Botox dapat membantu mengurangi kulit keriput dan mengobati beberapa kondisi otot dalam dosis kecil.
Botox adalah protein yang terbuat dari toksin botulinum, yang dihasilkan dari bakteri clostridium botulinum. Botox bisa digunakan untuk keperluan medis dan kosmetik, asalkan penggunaannya benar.
Penggunaan asal atau sembarangan dari botox, bisa menyebabkan efek samping seperti memar. Tapi, ada pula efek samping yang paling umum, yaitu sakit kepala selama 24 hingga 48 jam.
Sebagian kecil pasien juga mengalami kelopak mata terkulai (drooping). Kondisi ini biasanya berakhir dalam 3 minggu. Drooping biasanya terjadi ketika botox bergerak, jadi disarankan untuk tidak menggosok daerah yang dirawat selama 12 jam setelah injekasi, atau berbaring selama 3 hingga 4 jam.
Selain itu, adanya toksin botulinum dengan berbagai macam merek tentunya dapat memberikan outcome yang berbeda dan menambah masalah baru dalam praktik kedokteran, khususnya pada ilmu kesehatan kulit dan kelamin.
Pemukulan gong tanda resmi diluncurkannya buku Pedoman Injeksi Botox oleh KSDKI, PERDOSKI, dan MERZ/Alight
Itulah yang menjadi alasan bagi Kelompok Studi Dermatologi Kosmetik Indonesia (KSDKI) meluncurkan publikasi Pedoman Injeksi Toksin Batulinum yang pertama di Indonesia. Pedoman tersebut memberikan informasi kepada praktisi estetika dalam memberikan pelayanan terbaik dan aman kepada pasien.
“Terbitnya buku pedoman ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi para praktisi dalam melakukan pemilihan toksin botulinum yang tepat dan terbukti efektif dalam mengatasi masalah di bidang kosmetik estetik maupun medik, seperti penuaan (keriput) dan yang off label seperti hipehidrosis (keringat berlebih), kulit berminyak, jaringan parut (keloid) dan nyeri paska herpes (neuralgia paska herpes),” kata Dr dr M Yulianto Listiawan, SpKK FAADV, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI), saat peluncuran Buku Pedoman Injeksi Botullinum Toxin di ICE BSD Tangerang, Sabtu (19/11).
Melalui buku pedoman tersebut, para tenaga ahli bisa mempelajari teknis-teknis klinis yang disesuaikan dengan tipe anatomi orang Indonesia, khususnya. Sehingga mereka akan lebih waspada dan memiliki pengetahuan tentang pencegahan komplikasi pada pasien. Dengan begitu, tingkat kenyamanan, keamanan, dan kepuasan pasien bisa terjaga.
Sementara itu, MERZ Aesthetics sebagai mitra dokter di bidang medical aesthetic memastikan bahwa seluruh produknya selalu memenuhi standar keamanan dan kualitas (termasuk) efektivitas yang tinggi.
KOMENTAR ANDA