BATIK merupakan kain tradisional khas Indonesia yang dibuat dengan teknik dan pengolahan khusus. Motif batik sangat beragam. Salah satu motif ‘klasik’ yang digemari banyak orang adalah batik parang yang berasal dari Yogyakarta.
Sejarah Batik Parang
Parang berasal dari kata “pereng” memiliki lereng atau tebing batu karang. Motif parang digambarkan sebagai garis menurun dari tinggi ke rendah dengan bentuk pola miring atau diagonal.
Pola ini melambangkan penghormatan, cita-cita dan kesetiaan pada nilai-nilai yang benar. Dinamika polanya menggambarkan ketangkasan dan kewaspadaan. Jalinan motif parang tersebut memiliki makna rangkaian yang tidak terputus yang menggambarkan kesinambungan.
Batik parang merupakan salah satu motif batik yang paling tua di Indonesia. Motif ini merupakan warisan budaya dari jaman kerajaan Mataram.
Ragam motif
Berikut ini adalah 10 jenis motif batik parang beserta filosofi dan maknanya.
1# Parang Barong
Motif ini diciptakan oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma. Parang Barong ini dianggap sebagai motif parang yang paling besar dan agung. Dilihat dari gambarnya, batik parang ini lebih besar-besar dibandingkan dengan motif parang lainnya.
2# Parang Rusak
Motif ini menyerupai huruf S dan jalinan motifnya menggambarkan ombak besar yang menghantam karang hingga karamnya rusak, yang memiliki filosofi semangat juang yang tak pernah menyerah.
Selain itu jalinan motif S yang tak pernah putus tersebut melambangkan upaya memperbaiki diri dan memperjuangkan kesejahteraan serta menyambungkan silaturahmi.
3# Parang Klitik
Motif ini digambarkan sebagai pola parang yang halus, ukurannya lebih kecil dan bercitra feminim, yang melambangkan kelemahlembutan, perilaku halus dan kebijaksanaan yang kerap digunakan oleh putri di zaman dulu.
4# Parang Kusumo
Motif ini memiliki makna hidup yang harus dilandasi perjuangan untuk memperoleh kebahagiaan lahir dan batin seperti bunga Kusuma (kusumo). Batik ini umumnya digunakan oleh calon pengantin Jawa dalam acara tukar cincin atau tunangan.
5# Parang Tuding
Motif Parang Tuding digambarkan seperti jari telunjuk yang saling berkaitan. Kata tuding berarti telunjuk yang memiliki filosofi harapan yang ditunjukkan pada hal-hal yang baik dan membawa keberkahan. Motif ini umumnya digunakan oleh para sesepuh atau orang yang dituakan.
6# Parang Curigo
Motif Parang Curigo membentuk pola seperti keris tanpa rangka dengan kemiringan 45 derajat yang digabungkan dengan bentuk belah ketupat. Makna dari motif ini bermakna harapan agar pemakainya memperoleh ketenangan, kecerdasan dan kewibawaan.
7# Parang Pamor
Dalam bahasa Jawa, Pamor bermakna pancaran cahaya atau aura. Parang pamor bermakna kewibawaan atau aura yang terpancar dari pemakainya.
8# Parang Centung
Centung dalam bahasa Jawa diartikan sebagai Centong, alat yang digunakan untuk mengambil nasi. Motif ini umumnya digunakan oleh perempuan untuk menghadiri pernikahan atau acara tujuh bulanan.
KOMENTAR ANDA