Presiden Joko Widodo saat meninjau lokasi pengungsi gempa Cianjur, Jawa Barat/Net
Presiden Joko Widodo saat meninjau lokasi pengungsi gempa Cianjur, Jawa Barat/Net
KOMENTAR

BENCANA gempa bumi di Cianjur yang terjadi Senin (21/11) kemarin, telah meluluhlantahkan ratusan rumah warga. Mereka terpaksa meninggalkan rumah dan mengungsi bersama warga lainnya.

Kurangnya sanitasi yang baik serta tenda-tenda darurat ala kadarnya, ditambah cuaca yang kurang bersahabat, menyebabkan para pengungsi mengeluh sakit. Hal ini diakui Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Moh Adib Khumaidi, SpOT yang meninjau langsung situasi serta distribusi bantuan tenaga kesehatan untuk para korban.

Berbagai jenis penyakit yang mulai ditemukan tim medis diantaranya Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), patah tulang, luka robek, alergi, asma, diare, scabies (kudis), gastritis atau penyakit lambung, myalgia atau nyeri otot, hingga diabetes lantaran tidak terkontrol dan sulit mendapatkan pelayanan.

“Fokus saat ini adalah memetakan pelayanan, aksesnya masih terputus. Proses evakuasi masih berjalan, termasuk pencarian 39 orang yang masih belum ditemukan,” kata dr Adib dalam keterangan tertulis, pada Jumat (25/11).

Sedangkan pengungsi anak-anak banyak mengeluhkan ISPA, broncho pneumonia, cedera di anggota bagian tubuh, hingga trauma.

“Rata-rata karena memang komplikasi dari hasil trauma yang didapatkan dari gempa,” ujar Adib.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua IDI Cianjur dr Ronny Hadyanto, mengungkapan berbagai tantangan yang dihadapi oleh para tenaga medis di sana. Mulai dari pasien dengan luka terbuka dan patah tulang yang tidak mau ditangani karena khawatir akan dirujuk ke luar Cianjur, hingga sumber air bersih dan MCK yang masih sulit ditemukan.

Saat ini, sekitar ribuan orang atau kebanyakan dari para korban dilaporkan menderita luka-luka dan sedang menjalani perawatan. Sementara proses evakuasi juga masih terus digencarkan, karena masih banyak korban belum ditemukan.

Sejauh ini dilaporkan, ada sekitar 272 korban meninggal dunia, di mana 50 persen dari jumlah korban gempa Cianjur tersebut kebanyakan adalah anak-anak sekolah.




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News