John McFall, sang astronot disabilitas pertama dunia/Net
John McFall, sang astronot disabilitas pertama dunia/Net
KOMENTAR

SAAT ini, tidak ada halangan bagi para disabilitas untuk menggapai cita-cita. Badan Antariksa Eropa (ESA) baru saja mengumumkan generasi astronot terbarunya, Rabu (23/11) lalu, di mana salah satu dari anggota baru mereka adalah seorang penyandang disabilitas fisik.

Disebut sebagai parastronot, disabilitas yang akan menjadi astronot ini merupakan disabilitas pertama di dunia. ESA mengatakan, belum pernah ada badan antariksa yang pernah mengirimkan seorang parastronot ke luar angkasa.

Orang yang terpilih tersebut adalah atlet pelari cepat paralimpiade asal Inggris, John McFall. Ia yang akan melaksanakan studi kelayakan dalam pelatihan dasar selama 12 bulan di Pusat Astroot Eropa ESA, pada musim semi 2023 mendatang.

“Sebagai seseorang yang diamputasi, saya tidak pernah menyangka bahwa menjadi astronot adalah sebuah kemungkinan. Jadi, saya merasa sangat gembira,” ujar McFall dalam sebuah wawancara yang diunggah di situs ESA.

Sebelum diamputasi, McFall bekerja sebagai spesialis trauma dan ortopedi di selatan Inggris. Namun kakinya harus diamputasi, lantaran ia mengalami kecelakaan sepeda motor.

Sebagai penyandang disabilitas ia kemudian mewakili Inggris sebagai pelari cepat di ajang Paralimpiade Beijing 2008.

Sementara itu, rekrutmen penyandang disabilitas yang dilakukan ESA memang menjadi yang pertama di dunia. Namun McFall masih harus menjalani proses yang panjang untuk bisa menjadi bagian dari misi luar angkasa.

Menurut badan antariksa yang beranggotakan 22 negara itu, pemilihan McFall ini didasari sebagai percobaan untuk mendapatkan penilaian terkait apa yang dibutuhkan seorang penyandang disabilitas agar bisa mengambil bagian dalam misi antariksa di masa depan.

McFall dan lima astronaut lainnya yang dipilih oleh ESA telah berhasil mengalahkan 22 ribu pelamar lainnya.




Menteri PANRB Rini Widyantini: Meningkatkan Kepemimpinan Perempuan untuk Menciptakan Kesetaraan Gender dan Lingkungan Kerja Inklusif di Sektor Pemerintahan

Sebelumnya

Menteri HAM Natalius Pigai Terima Penghargaan "Tokoh Nasional Demokratis dan Berintegritas” dari JMSI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News