Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

ANAK bertubuh pendek seringkali dikira mengalami stunting atau gagal tumbuh, padahal kedua hal tersebut adalah dua kondisi yang berbeda. Jika para orangtua terus menganggap kedua hal tersebut sama, maka akan berdampak pada penanganan yang tidak tepat.

Stunting adalah sebuah gangguan tumbuh kembang anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan atau stimulasi sosial yang buruk. Memang anak yang stunting memiliki tinggi badan yang lebih rendah dibandingkan anak-anak umumnya. Namun stunting merupakan kondisi kronis, yang artinya seorang anak yang mengalami stunting tidak akan mencapai tinggi badan yang ideal hingga dewasa nanti.

Anak stunting juga cenderung memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah serta fungsi otak dan perkembangan organ yang buruk daripada anak-anak seusianya. Hal tersebut akan membuat anak lebih rentan terhadap penyakit dan infeksi, seperti diabetes dan kanker, serta memiliki kemampuan belajar dan kognitif yang buruk.

Sedangkan anak bertubuh pendek, memang tidak memiliki tinggi tubuh ideal seperti teman-teman pada usianya. Namun mereka belum tentu tidak sehat dan tidak tinggi.

Anak pendek dapat bertumbuh dengan normal sebagaimana anak-anak lainnya. Bahkan, beberapa di antaranya masih dapat menyusul tinggi teman-temannya ketika memasuki masa pubertas.

Perbedaan penyebab stunting dan anak pendek

Meski sama-sama memiliki tubuh ideal, stunting dan anak bertubuh pendek memiliki penyebab yang berbeda-beda. Dimuat Concern Worldwide US, berikut beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab stunting pada anak:

- Gizi buruk pada anak dan kurangnya akses keberagam makanan sehat.

- Kebersihan yang buruk serta tidak ada akses untuk memperoleh air minum bersih.

- Kurangnya perawatan kesehatan yang layak untuk anak-anak dan ibu mereka.

- Stimulasi psikososial yang tidak memadai atau kurangnya ikatan emosional antara orangtua dan bayi.

Berbagai penyebab di atas sering terjadi karena faktor kemiskinan, adanya konflik dalam keluarga dan lingkungan, atau anak yang dibesarkan tanpa ayah.

Bahkan, yang lebih buruk, stunting juga sering terjadi dalam siklus atau antargenerasi. Misalnya, anak yang memiliki kondisi ini umumnya lahir dari seorang ibu yang juga kekurangan gizi.

Sedangkan anak bertubuh pendek, umumnya disebabkan oleh faktor genetik. Biasanya anak bertubuh pendek lahir dari orang tua yang bertubuh pendek pula.

Selain itu anak yang bertubuh pendek juga mungkin mengalami perlambatan pertumbuhan atau pubertas yang terlambat, yang biasanya baru terjadi di akhir masa sekolah menengahnya.

Namun, pada beberapa kasus, anak bertubuh pendek juga bisa disebabkan karena alasan medis tertentu, seperti penyakit radang usus pada anak, gangguan tiroid, penyakit Celiac, atau kekurangan hormon pertumbuhan, yang menyebabkan anak menjadi stres atau tertekan, sehingga tidak dapat tumbuh sebagaimana mestinya.

Cara mengatasi stunting dan anak bertubuh pendek

Menurut Dr Patel, dokter anak dari Yale School of Medicine, salah satu pilihan pertama untuk mengatasinya adalah dengan menunggu sambil memerhatikan tumbuh kembang anak.

Sebab, anak yang terlambat tumbuh mungkin saja mengalami lonjakan pertumbuhan pada masa remaja nanti, dan belum tentu stunting.

Meski demikian, anak yang mengalami pubertas dapat diberikan terapi hormon pertumbuhan oleh dokter, untuk membantu merangsang pubertas dan pertumbuhan pada anak. Akan tetapi, terapi tersebut akan menimbulkan efek samping, seperti skoliosis, sakit kepala, atau nyeri sendi pada anak.

Sementara untuk cara mengatasi stunting pada anak biasanya lebih terkait dengan pemberian nutrisi yang cukup, dukungan akses air bersih, serta pendidikan pengasuhan pada orangtua.

Ini termasuk inisiasi menyusui dini (IMD), pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan, serta pemberian ASI bersama dengan MPASI sampai anak berusia 2 tahun yang harus dilakukan oleh para orang tua dalam memenuhi nutrisi anak, agar terhindar dari stunting.




Hindari Cedera, Perhatikan 5 Cara Berlari yang Benar

Sebelumnya

Benarkah Mengonsumsi Terlalu Banyak Seafood Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health