Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

BODY shaming kerap dialami para remaja. Sebagian besar orang hanya menganggapnya sebagai candaan. Tapi nyatanya, itu memicu banyak dampak buruk bagi korban, terutama pada kesehatan mentalnya.

Korban awalnya akan merasa malu dengan bentuk badannya, kemudian akan memandang dirinya buruk dan mulai menyalahkan diri sendiri. Korban akhirnya mengalami berbagai penyakit mental,s alah satunya eating disorder, karena merasa tubuhnya buruk dan ingin memperbaiki.

Bahkan Nationaleatingdisorder.org mengungkapkan, sebanyak 65 persen orang dengan gangguan perilaku makan mengaku korban bullying dan body shaming. Korban yang mengalami gangguan perilaku makan awalnya akan makan dalam jumlah banyak dan sering, atau memilih untuk tidak mengonsumsi apapun.

Namun setelahnya, penderita akan merasa bersalah dengan tindakan tersebut hingga merasa sangat kesal, bahkan depresi. Sebagian kecil bahkan bisa sampai mengalami bulimia atau memuntahkan kembali makanan yang baru dimakan.

Selain bulimia, korban bullying juga bisa mengalami gangguan makan anoreksia nervosa, pica, dan binge eating.

  • Anoreksia Nervosa

Dialami oleh penderita yang merasa diri mereka gemuk. Biasanya menyerang remaja dan individu berusia dewasa muda. Mereka seringkali mengecek berat badan, menghindari makanan tertentu dan cenderung membatasi asupan kalori.

  • Bulimia Nervosa

Paling sering dialami perempuan. Bulimia nervosa seringkali membuat penderitanya makan sangat banyak (binge eating), tapi kemudian melakukan usaha untuk mengeluarkan makanan tersebut. Usaha itu dikenal dengan istilah purging.

  • Binge Eating

Berbeda dengan bulimia nervosa, penderita binge eating tidak memerhatikan asupan kalori serta tidak melakukan usaha purging sebagai kompensasi atas perilaku makan berlebih tersebut.

  • Pica

Adalah gangguan makan, yang diindikasikan dengan konsumsi benda-benda yang tidak termasuk sebagai makanan, seperti tanah, kapur, kertas, rambut, wol, kerikil, atau sabun. Gangguan ini banyak dialami anak-anak, ibu hamil, serta orang dengan disabilitas mental. Mereka sangat berisiko mengalami keracunan, infeksi, cedera gusi, kekurangan nutrisi, dan bisa berujung fatal.

Jadi, jika ada di antara keluarga yang mengalami eating disorder, ada baiknya segera berkonsultasi dengan dokter agar mendapat penanganan lebih lanjut.




Hindari Cedera, Perhatikan 5 Cara Berlari yang Benar

Sebelumnya

Benarkah Mengonsumsi Terlalu Banyak Seafood Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health