Memukau di panggung SPOTLIGHT/ FARAH
Memukau di panggung SPOTLIGHT/ FARAH
KOMENTAR

TAMPIL unik pada SPOTLIGHT fashion show yang bertema Celebrating Diversity pada Jumat (2/12/22) yang bertempat di Posbloc, Pasar Baru, Maremazalifa mengangkat wastra batik Cianjur yang bernama Beasan.

Batik Beasan ini menggambarkan bulir padi dan daun-daun yang merupakan representasi persawahan pada saat padi mulai menguning dengan dikelilingi pohon-pohon yang berwarna hijau di tengah cuaca yang sangat cerah.

Suasana tersebut ia tuangkan ke dalam desainnya yang berwarna kuning hijau, coklat, hijau dan biru cerah serta putih. Potongan yang ditampilkan beragam, ada kulot dengan atasan, dress dan outer dilengkapi dengan topi caping, rantang, bakul berisi bulir padi hingga sepatu bot untuk memperkuat nuansa persawahan yang ingin diceritakan.

Nina Zalifa sang pemilik Maremazalifa mengatakan bahwa ia baru pertama kali mengangkat wastra Indonesia ke dalam dalam desainnya.  Dan ia mengambil motif batik Beasan karena motif ini belum terlalu dikenal di masyarakat.

“Saya mengangkat motif batik Beasan karena motif ini belum terlalu familiar di masyarakat. Motif batik ini bentuknya seperti daun, akar dan bulir padi. Kita membuat motif baru yang merupakan hasil pengembangan dari motif batik Beasan yang ada yang mereprentasikan suasana persawahan dengan padi kekuningan yang tumbuh di tanah, dikelilingi pohon-pohon dan langit yang biru berhiaskan awan,” papar wanita berusia 43 tahun tersebut kepada Farah.id.

Nina memilih gaya casual chic feminine yang ia tuangkan ke dalam delapan look, yang terbagi ke dalam beberapa potongan seperti blouse, celana, dan outer yang ditujukan untuk anak muda, serta dress untuk perempuan yang lebih dewasa.

Kedelapan koleksi tersebut dikerjakan dalam waktu 10 hari sejak proses penentuan tema, printing, cutting, hingga menjahit.

Material yang digunakan dalam desain ini adalah katun, linen, dan polyester yang memberikan kesan mengkilap, elegan dan mewah, serta scarf yang berbahan voal dan ultrafine.

Maremazalifa

Nina Zalifa menjalani bisnis di dunia fesyen sejak tahun 2005, berawal dengan membuat desain untuk brand milik orang lain, akhirnya ia memutuskan untuk membuat desain dengan merek sendiri yang ia beri nama Zalifa dan Maremazalifa.

Maremazalifa mulai berdiri pada saat pandemi pada tahun 2020, pada saat pandemi COVID-19. Dalam bahasa Sunda, Marema artinya adalah ramai banget. Berlokasi di daerah Ujung Berung, Bandung, Nina menjalani bisnis ini secara online dengan memanfaatkan media sosial yaitu Instagram dan TikTok dengan nama @maremazalifa.

Berbeda dengan brand Zalifa yang sudah lebih dulu ia gawangi, yang memiliki pangsa pasar perempuan muslim dewasa dengan kalangan menengah ke atas dengan harga di atas 400 ribu rupiah, Marema hadir sebagai penyeimbang.

Pangsa pasar Marema adalah perempuan muda yang bergaya chic, feminim dan dinamis. Harga yang ditawarkan oleh Marema juga lebih affordable, berkisar antara 150 ribu hingga 300 ribu rupiah. Harga yang terbilang low price tersebut bertujuan untuk mengakomodir kebutuhan sandang perempuan Indonesia dengan anggaran yang tidak terlalu mahal.

“Marema hadir ketika pandemi. Dengan hadirnya Marema, yang harganya terjangkau, orang masih bisa tampil stylish dan bisa berganti-ganti baju pada saat kondisi sulit, ”ungkap ibu tiga anak tersebut.

Nina berharap Maremazalifa dapat semakin berkembang dan dapat memberikan manfaat bagi lebih banyak masyarakat di masa depan.




Strategi Pemasaran Brand Kecantikan untuk Menarik Rasa Penasaran Gen Z

Sebelumnya

Shandy Purnamasari Terus Berinovasi Tingkatkan Kualitas Produk MSGLOW

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga