Tidak hanya sanitasi yang buruk, dapur umum yang dibuat satu atap dengan tenda pengungsi juga mengundang banyak lalat yang bisa mengganggu kesehatan warga/Farah.id
Tidak hanya sanitasi yang buruk, dapur umum yang dibuat satu atap dengan tenda pengungsi juga mengundang banyak lalat yang bisa mengganggu kesehatan warga/Farah.id
KOMENTAR

WARGA pengungsi korban gempa Cianjur di Desa Ciherang mengalami ancaman serius dari sanitasi lingkungan yang buruk. Di RT 01/07 misalnya, dari 13 posko pengungsian yang menampung lebih dari 800 jiwa, warga harus desak-desakan untuk menggunakan kamar kecil.

Kuantitas yang minim itu diperparah dengan kualitas yang sama sekali tidak layak pakai.

Menurut Ketua RT setempat, Muhammad Anwar, warga harus mengantre untuk menggunakan kamar kecil yang sedikit serta memanfaatkan wc masjid yang bangunannya rentan ambruk.

“Akibat kuantitas kamar kecil ini, warga mulai diserang penyakit, gatal-gatal dan diare,” kata Muhammad Anwar.

Selain kamar kecil, keberadaan dapur umum juga ikut mempengaruhi kesehatan warga pengungsian. Dari pantauan Farah.id, dapur umum warga yang didirikan darurat itu berada menjadi satu dengan warga di tenda pengungsian.

“Memasak, tidur dan aktivitas lainnya dilakukan di dalam satu tenda yang kecil. Ini membuat ketidaknyamanan, mengundang lalat dan serangga lain ke dalam tenda pengungsian," kata Anwar.

Dia berharap perhatian pemerintah daerah memperhatikan masalah sanitasi warga pengungsian di lingkungannya.

“Kita berharap, ada perhatian pemerintah untuk membantu membangunkan situasi lingkungan pengungsi yang lebih layak. Warga sudah mulai diserang sakit pernapasan, gatal dan diare,” kata Anwar.

Tenda Khusus Lansia

Dari 13 posko pengungsi di RT 02/07, terdapat dua tenda khusus yang menampung warga lanjut usia. Menurut koordinator Posko, Dadang, tenda tersebut masih kurang untuk menampung lebih dari 150 lansia.

“Kebutuhan lansia itu lebih banyak, kebanyakan mereka hanya bisa beraktivitas di tempatnya. Sedangkan tenda yang kita sediakan untuk lansia masih kurang,” kata Dadang.

Selain itu, lanjut dia, kamar kecil untuk lansia juga jauh dan sangat ala kadarnya. “Kebutuhan pampers untuk lansia juga masih kurang. Ini membuat mereka terpaksa harus menempuh jarak yang lumayan jauh dan medan yang licin, karena tenda kita ini didirikan di atas persawahan yang berlumpur,” demikian Dadang.

Jadi, warga pengungsian berharap bantuan secepatnya dari pemerintah untuk permasalahan sanitasi dan kebutuhan warga, terutama lansia. Dengan begitu, masalah kesehatan warga pun menjadi terjamin.




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News