CHINA terus dikepung varian-varian baru Covid-19. Terbaru, masyarakat China tengah dihantui varian Omricron BF.7. Menurut penelitian, varian ini memiliki kemampuan penularan yang lebih hebat daripada subvarian lainnya dari Covid-19.
Mengutip Medical Xpress, satu orang yang terinfeksi subvarian ini dikatakan dapat menularkan virus kepada 10 hingga 18 orang lainnya. Kenyataan ini cukup mengkhawatirkan, karena bisa memunculkan pandemi baru.
Menanggapi hal tersebut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, dorongan infeksi yang melonjak di negara tirai bambu ini diduga karena banyaknya masyarakat yang belum memiliki antibodi yang kuat dan alamiah setelah divaksinasi.
Selain itu, antibodi masyarakat setempat juga disebut tengah menurun yang menyebabkan lonjakan kasus yang kembali drastis di China. Kepala Darurat WHO, Mike Ryan pun lantas mewanti-wanti kondisi tersebut, yang akan sangat membahayakan populasi China.
“Jadi, tantangan yang masih dimiliki China dan negara lain adalah apakah orang yang perlu divaksinasi, divaksinasi secara memadai, dengan vaksin yang tepat dan jumlah dosis yang tepat dan kapan terakhir kali orang tersebut mendapatkan vaksin,” kata Ryan.
Penyebarannya yang tersembunyi seperti orang yang terpapar tanpa gejala dari subvarian BF.7 ini menurut Ryan, juga akan membuat China semakin kesulitan untuk mengendalikan wabah dengan varian yang kuat tersebut.
Seperti dikutip dari Reuters, China kini telah mencatat 2.286 kasus Covid-19 pada Jumat (16/12) kemarin, angka tersebut telah meningkat secara drastis dibandingkan dengan sehari sebelumnya yang hanya mencatat 2.157 kasus, angka tersebut diprediksi karena subvarian dari BF.7 yang sangat kuat dan cepat penyebarannya.
Gejala varian BF.7
Setiap keturunan dari Omicron mayoritas asimptomatik atau tidak bergejala. Namun pasien tetap membawa dan menularkan virus kepada orang lain. Kondisi ini menjadi sulit untuk mengontrol penyebarannya.
Adapun apabila bergejala, layaknya subvarian Omicron lain, BF.7 menginfeksi dengan gejala saluran pernapasan atas, yaitu batuk, pilek, beringus, demam, nyeri tenggorokan dan kelelahan.
Meski terasa ringan, infeksi Covid-19 subvarian ini tetap berbahaya utamanya bagi orang dengan imunitas rendah, pengidap komorbid, lansia, atau anak dengan gangguan imunitas.
KOMENTAR ANDA