Perempuan Afghanistan berdemo/ REUTERS
Perempuan Afghanistan berdemo/ REUTERS
KOMENTAR

JANJI tinggal janji.

Ketika tahun lalu Taliban berjanji akan menjadikan kehidupan masyarakat Afghanistan—terutama perempuan—akan lebih baik dari apa yang dulu mereka pernah berikan, nyatanya hanya retorika manis di hadapan dunia.

Nyatanya, satu tahun lebih berkuasa, Taliban benar-benar mematikan keberdayaan perempuan Afghanistan dengan melarang perempuan untuk belajar di universitas.

Tak ayal, keputusan tersebut membuat setidaknya 50 orang berdemonstrasi di luar Universitas Kabul pada Kamis (22/12/2022).

Inilah demonstrasi publik besar pertama di ibu kota Kabul setelah Taliban resmi memutuskan menutup universitas bagi para mahasiswi.

Para mahasiswi ditolak sehari sebelumnya dari kampus-kampus setelah pemerintahan yang dikelola Taliban mengatakan pada Selasa bahwa perempuan akan diskors dari pendidikan tinggi.

Menurut saksi, sekitar 50 pengunjuk rasa yang sebagian besar perempuan berkumpul sambil memegang spanduk dan meneriakkan, "Pendidikan adalah hak kami, universitas harus dibuka."

Kepemimpinan Taliban telah menuai kritik termasuk dari pemerintah asing karena tidak membuka sekolah menengah khusus perempuan pada awal tahun ajaran di bulan Maret, bahkan menggantung harapan ribuan gadis remaja di negara tersebut.

Para diplomat menyayangkan pembatasan pendidikan perempuan karena akan mempersulit Taliban untuk mendapatkan pengakuan formal dan pencabutan sanksi yang menghambat perekonomian Afghanistan hingga terpuruk.

Protes skala besar sudah menjadi langka di Afghanistan sejak Taliban mengambil alih pemerintahan. Namun kali ini, protes ini telah menandakan semakin gerahnya masyarakat dan ketidakpuasan yang mereka rasakan terhadap kebijakan Taliban.

Taliban pun bertindak cepat dengan menurunkan personel keamanan yang menjaga ketat ibu kota Afghanistan, termasuk ke pertemuan-pertemuan di universitas.

Seorang juru bicara kementerian pendidikan tinggi Afghanistan mengatakan menterinya akan mengadakan konferensi pers pada Kamis atau Jumat untuk menjelaskan lebih lanjut tentang penutupan universitas bagi perempuan.

Satu hari sebelumnya, mahasiswa di Universitas Nangahar di Afghanistan timur juga menggelar protes. Para mahasiswa (laki-laki) di fakultas kedokteran keluar dari ujian memprotes teman sekelas perempuan mereka yang dikeluarkan.

Ketika para mahasiswi meminta rekan mahasiswa mereka untuk tidak mengikuti ujian karena mereka tidak diizinkan mengikutinya, para mahasiswa laki-laki menunjukkan keberanian dengan meninggalkan lokasi ujian, seperti dilaporkan Reuters.




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News