Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

ANGKA stunting di Indonesia masih sangat mengkhawatirkan. Menurut data Kementerian Kesehatan, saat ini angka stunting di Indonesia mencapai 24 persen. Sungguh mengkhawatirkan, mengingat anak adalah masa depan sebuah bangsa.

Menanggapi ini, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, ingin meniru program Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam mengatasi stunting. Program itu diberi nama ‘Getol Milik’, yang dicanangkan Pemkab Bandung Barat dengan ketuanya Sonya Fatma, Ketua Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Bandung Barat.

“Kalau Jabar sukses, nasional juga sukses menurunkan stunting dari 24 persen ke 14 persen. Tim Jabar itu luar biasa. Komitmen mereka untuk menurunkan stunting ini luar biasa. Inovasinya, program-programnya luar biasa,” kata Budi dalam cara Jabar Stunting Summit 2022, Rabu (14/12) kemarin.

Sementara Sonya, penanganan stunting pada anak sebenarnya agak sulit. Karenanya, masyarakat diminta fokus pada upaya pencegahannya.

“Getol Milik itu berfokus pada konsumsi telur minimal satu kali sehari bagi ibu hamil. Cara ini bisa mengantisipasi stunting sejak dinia. Karena, akan lebih rumit menangani stunting pada anak, ketimbang mencegahnya,” ujar Sonya.

Mengapa satu telur satu hari? Protein dalam telur sangat efektif sebagai penunjang gizi yang baik bagi ibu hamil. Telur dapat menambah berat badan anak yang mengalami stunting. Bahkan, klaim tersebut bisa di angka 60 persen. Jadi, sangat disarankan ibu hamil mengonsumsi satu telur per harinya.

“Sudah ada penelitiannya, bahwa telur bisa menurunkan angka stunting sebanyak 50 sampai 60 persen. Telur baik untuk ibu hamil dan anak yang stunting,” ucap Sonya.

Tiga langkah Kemenkes cegah stunting

Sementara itu, Budi Gunadi mengatakan, ada tiga program yang dilakukan Kemenkes untuk menurunkan stunting. Fokus diarahkan pada wanita sebelum melahirkan, baik remaj akelas 7 ke atas dan juga ibu hamil.

  1. Pemberian tablet tambah darah (TTD) bagi remaja putri. Kegiatan ini sudah dimulai dengan menggalakkan Aksi Bergizi di Sekolah dengan 3 paket intervensi, yaitu TTD mingguan, aktivitas fisik, dan konsumsi makanan bergizi seimbang.
  2. Pemberian TTD, pemeriksaan kehamilan, dan pemberian makanan tambahan pada ibu hamil.
  3. Pemberian makanan tambahan berupa protein hewani pada anak usia 6-24 bulan.

Pemberian protein hewani ini tidak perlu mahal, banyak sumber yang harganya terjangkau seperti telur, ikan, ayam, daging, dan susu. Tinggal bagaimana orangtua, ibu hamil dan remaja memerhatikan asupan gizi agar angka stunting bisa ditekan.




Hindari Cedera, Perhatikan 5 Cara Berlari yang Benar

Sebelumnya

Benarkah Mengonsumsi Terlalu Banyak Seafood Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health