KISAH hidup Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd menginspirasi perempuan Indonesia untuk pantang menyerah untuk mengejar cita-cita.
Menjadi Ketua Umum Kowani yang saat ini membawahi 102 organisasi dengan 90 juta anggota perempuan dari seluruh Indonesia, Ibu Giwo mendedikasikan dirinya untuk menghimpun dan menyalurkan aspirasi serta memimpin kaum perempuan untuk aktif berperan dalam pembangunan bangsa.
Dalam berorganisasi, Ibu Giwo tak pernah lupa mengingatkan para anggotanya untuk mengutamakan komitmen. Sebagai pekerja sosial, jangan pernah mempertanyakan apa yang organisasi bisa berikan pada anggota, tapi apa yang anggota bisa berikan bagi organisasi perempuan Indonesia dan masyarakat luas.
Ibu Giwo juga menyebutkan bahwa perempuan dalam kapasitasnya sebagai ibu adalah agen perubahan yang bisa menggerakkan keluarga, lingkungan, dan bangsa. Semangat itulah yang harus ditularkan kepada anak, terutama kepada anak perempuan, agar dia paham bahwa dia berdaya untuk maju.
"Dalam menjalani hidup, baik dalam kehidupan keluarga, organisasi, maupun bisnis, saya selalu berpegang pada filosofi kura-kura, yaitu bagaimana menjadi sosok manusia yang konsisten, berkomitmen untuk bergerak maju, dan tidak bisa dihambat oleh apa pun. Kura-kura tidak pernah mundur, meski lambat tapi terus berjalan maju. Sekali menggigit, tidak akan pernah dilepaskan. Itu filosofi dari tekad dan upaya untuk meraih cita-cita," ungkap Ibu Giwo dalam Webinar Spesial Hari Ibu bertajuk "Melejitkan Keberdayaan Perempuan Melalui Aktivitas Ekonomi" yang digelar Evapora dan Gerakan #akuberdaya yang diinisiasi Nina Nugroho, Jumat malam (23/12/2022).
Menurut Ibu Giwo, setiap manusia pasti mengalami proses pencarian jati diri yang menjadi tahap paling krusial dalam kehidupan manusia. Dan proses yang berjalan dari waktu ke waktu itu menjadikan setiap orang mengenal dirinya dengan makin baik.
"Kita harus menyadari bahwa dalam meraih kesuksesan dalam hidup tidak ada yang instan, tidak ada yang mudah, dan semua penuh tantangan," ujar perempuan pengusaha ini.
Ibu Giwo mengakui, bekal pendidikan dari orangtua dan latar belakang akademik yang ia miliki membuatnya berani untuk mulai merintis bisnis.
Meski datang dari keluarga yang terbilang berkecukupan, Ibu Giwo ingin bisa mandiri—terutama secara finansial. Sejak SMA, ia bekerja keras untuk merebut setiap peluang dan pantang menyerah. Itulah menurutnya, mengapa akhirnya Allah Swt. mengizinkannya menggapai kesuksesan dengan bahagia.
"Dunia dan akhirat harus seimbang agar ada ketenteraman hati, karena kita berusaha tidak serta-merta untuk kepentingan diri sendiri tapi juga kepentingan keluarga, orang lain, lingkungan, dan bangsa. Mari mengukir kebaikan untuk menjadi amalan kita, kita mengukir bakti untuk negeri hingga mengharumkan nama Indonesia ke pentas global, sekaligus belajar dari negara lain yang lebih maju," kata Ibu Giwo.
Ibu Giwo pun mengenang masa kecilnya ketika orangtua mengharuskannya ikut menjaga toko sepulang sekolah. Di saat teman-temannya bisa pulang ke rumah untuk bersantai dan bermain, dia justru harus 'bekerja'. Tapi ternyata, itu semua menjadi pembelajaran bisnis yang sangat berharga untuk diterapkan di masa dewasa.
Ia juga melewati masa perjuangan dalam merintis bisnis kontraktor landscape yang mengharuskannya pergi ke berbagai tempat, sementara saat itu ia memiliki bayi, ditambah lagi saat melanjutkan jenjang pendidikan lebih tinggi, harus mengantar anak sekolah, dan kesibukan rumah tangga lainnya. Semua adalah kenangan dahsyat yang mengantarkannya pada kesuksesan saat ini.
"Apa yang Allah berikan saat ini adalah hasil ikhtiar saya," ungkap Ibu Giwo.
Bagi perempuan yang ingin memulai bisnis dari nol, Ibu Giwo memberi sejumlah masukan.
"Perempuan harus menguasai hard skill berupa ilmu pengetahuan, pemahaman teknologi, hal teknis yang berhubungan dengan bidang bisnis, manajemen, teknik marketing, hingga pelayanan terbaik untuk konsumen. Demikian pula soft skill, terutama dalam berkomunikasi, leadership, membangun networking, termasuk mau menerima masukan dari siapa pun dan pantang menyerah. Intinya adalah bagaimana menjaga hubungan baik dengan sesama manusia dan Sang Khalik secara intens dan konsisten, insya Allah hidup kita akan bermakna dan bahagia," tegas Ibu Giwo.
Menurut perempuan yang memiliki bisnis dari toko bunga hingga properti ini, hingga saat ini ia masih terus belajar dan berinovasi agar bisnisnya tetap berjalan.
Terlebih setelah pandemi COVID-19, ia belajar mengelola dan mengembangkan aset, juga bagaimana pengusaha harus bisa berkompromi untuk mengikuti selera konsumen.
Adapun tentang tips meraih sukses, Ibu Giwo mengingatkan bahwa setiap orang tidak bisa langsung melesat ke atas, tetapi harus mengambil satu langkah dan langkah lainnya untuk bisa sampai pada kesuksesan.
Baginya, sukses adalah rangkaian dari berbagai tindakan, juga rasa suka dan bangga (terhadap pekerjaan), from zero to hero.
"Semoga perempuan kebanggaan Tanah Air dapat mencapai kesuksesan dan memaksimalkan potensi diri dan memaksimalkan multiperannya dengan baik," pungkas Ibu Giwo.
KOMENTAR ANDA