MASJID Rahmatullah yang terletak di Desa Lampuuk, Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar. Bangunan ini tegak kokoh setelah tsunami menggulung Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan beberapa wilayah di Asia Tenggara pada 26 desember 2004 lalu.
Didirikan bertahap sejak 1990 dan diresmikan pada 1998, Masjid Rahmatullah menjadi satu-satunya bangunan yang bertahan dari kebesaran dan kedashyatan yang diperlihatkan Allah kepada manusia.
Dengan dana swadaya, pada akhirnynya Masjid kebanggaan warga Lampuuk ini selesai setelah menelan biaya pembangunan senilai Rp. 500 juta. Pasca tsunami, masjid Rahmatullah juga mendapat bantuan renovasi dengan menggunakan dana bantuan dari Bulan Sabit Merah Turki.
Sebelum disapu tsunami, Desa Lampuuk merupakan wilayah yang padat penduduk. Tercatat, 6000 jiwa mendiami tempat itu. Penduduk terdiri dari beragam strata sosial, mulai dari pegaawai PT Semen Andalas Indonesia (SAI), hingga nelayan. Tercatat, setelah Lampuuk rata dengan tanah, hanya menyisakan 700 warga yang hidup dan satu-satunya gedung yang bertahan hanyalah Masjid Rahmatullah.
Masjid ini menjadi viral, setelah foto penampakannya dari udara yang dijepret NASA beredar luas di masyarakat. Asumsi dan teori pun berkembang mengenai penyebab tetap tegaknya Masjid Ramhatullah yang jaraknya hanya 500 meter dari bibir pantai.
Menurut sejumlah warga penyintas tsunami, sulit membayangkan Masjid Rahmatullah masih bisa tegak berdiri setelah dihantam ombak dahsyat yang tingginya melampaui puncak kubah masjid.
Saat ini, Masjid Rahmatullah menjadi salah satu penarik wisatawan untuk datang ke Lampuuk. Selain desain dan ornamen yang indah, kisah Masjid Rahmatullah di saat tsunami menjadi daya tarik sendiri untuk wisatawan yang umumnya pelancong spiritual. Di salah satu pojok Masjid Rahmatullah, pengurus masjid juga menyisakan sebuah tempat untuk menyimpan sisa-sisa kedahsyatan tsunami sebagai peringatan dan i'tibar terhadap kekuasaan Allah.
KOMENTAR ANDA