ABDUL Hamid atau yang akrab disapa Pak Ogah tutup usia pada Rabu (28/12/2022) sekitar pukul 19.30 WIB pada usia 74 tahun di RS Kartika Husada, Jati Asih, Bekasi.
Sebelum meninggal dunia, Pak Ogah sempat mengidap stroke berulang yang mengakibatkan penurunan kesehatan. Ia juga mengalami penyumbatan di otak yang membuatnya kesulitan bicara.
Diketahui, pengisi suara Pak Ogah pada serial Si Unyil tersebut telah lama terbaring di kasur dan tidak mau makan. Dalam empat tahun terakhir ia bolak balik dirawat di rumah sakit untuk menjalani perawatan medis.
Pak Ogah disemayamkan di kediamannya di kawasan Villa Jatirasa, Bekasi, Jawa Barat dan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Jatisari pada Kamis (29/12/2022).
Abdul Hamid lahir pada 3 Desember 1948. Namanya mulai dikenal publik sejak menjadi pengisi suara Pak Ogah di serial Si Unyil, yang diproduksi Perusahaan Umum Produksi Film Negara atau PFN yang tayang di TVRI pada era 80-an lalu hadir kembali pada tahun 2000-an.
Pak Ogah kerap digambarkan sebagai tokoh yang berkepala botak atau plontos. Ia juga dikenal sebagai pribadi yang pemalas dan gemar meminta uang.
Dalam serial tersebut Pak Ogah sering duduk di pos kamling bersama sahabatnya, Pak Ableh. Dan saat diminta membantu mengerjakan sesuatu oleh tokoh-tokoh lain di serial tersebut, ia merasa enggan dan selalu mengeluarkan kalimat yang sangat ikonik: “Ogah ah” dan“ cepek dulu dong.”
Keberhasilan Abdul Hamid mengisi suara Pak Ogah membuat karakter tersebut melekat di dalam memori masa kecil sebagian orang di Indonesia. Nama Pak Ogah tersebut juga menjadi nama panggilan Abdul Hamid setelah memerankan tokoh tersebut.
Serial Si Unyil merupakan film boneka anak-anak yang menjadi karya klasik pada budaya populer Indonesia.
Unsur-unsur ramah tamah, gotong royong, dan sopan santun di dalam serial tersebut menjadi cerminan kehidupan masyarakat Indonesia. Pesan moral yang terkandung di dalam serial tersebut juga menjadi salah satu dasar pembentukan kepribadian anak-anak Indonesia.
Saat ini boneka-boneka dalam serial Si Unyil telah menjadi benda koleksi di Museum Wayang, Jakarta.
KOMENTAR ANDA