DALAM rumah tangga, konflik tentu tidak dapat dihindari. Sekuat apapun usaha Ayah dan Bunda untuk menghindari konflik, terutama di depan anak, suatu saat pasti saja bisa ‘kecolongan’.
Beberapa pendapat mengatakan, jangan bertengkar di depan anak karena bisa membuatnya trauma. Tapi ternyata, ahli berpendapat bahwa perlu untuk mengenalkan konflik pada anak, agar mereka memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah.
Tapi, tentu saja cara mengenalkannya tidak dengan bertengkar setiap hari di depan anak, ya Ayah Bunda. Psikolog anak Roslina Verauli, MPsi menjelaskannya sebagai berikut:
- Bukan suatu masalah besar
Anak perlu melihat adanya adu argumen di depan mereka, dengan catatan konflik itu bisa diselesaikan saat itu juga dan bukan suatu masalah besar yang butuh waktu lama untuk menyelesaikannya.
Katakan pada anak, bahwa Ayah dan Bunda sedang berargumentasi. Berikan pilihan pada si kecil, mau tetap berada di sini atau masuk ke dalam kamar.
- Tunjukkan bahwa Ayah Bunda baik-baik saja
Anak memang seringkali senang mencari tahu apa yang terjadi pada kedua orangtuanya. Namun mereka biasanya akan menangis dan ketakutan ketika melihat konflik orangtua.
Karenanya, segera selesaikan masalah dan tunjukkan bahwa Ayah dan Bunda baik-baik saja setelah adu argumen.
- Tanyakan perasaan si kecil
Setelah anak melihat kedua orangtuanya beradu argumentasi, jangan lupa tanyakan perasaannya. Itu membantunya menghadapi kebingungan usai melihat orangtuanya konflik. Dengan begitu, si kecil paham bahwa masalah harus diselesaikan, agar keadaan bisa membaik.
Dengan melihat orang lain berargumen, si kecil akan terlatih menghadapi perbedaan pendapat. Apalagi bertengkar dengan kakak atau adiknya, menjadi tidak masalah karena anak telah terlatih untuk berbeda pendapat. Bukan dengan menunjukkan cara menghindari masalah.
“Argumen atau konflik yang bisa kita tunjukan ke anak adalah masalah yang bisa diselesaikan saat itu juga, bukan masalah orangtua yang butuh waktu panjang menyelesaikannya,” kata Roslina.
Hal yang sederhana saja, seperti memilih restoran untuk makan malam, konflik pembagian tugas rumah tangga, atau mungkin perbedaan selera menonton film.
KOMENTAR ANDA