"SEMOGA samawa, ya...."
Itulah doa yang biasanya diucapkan orang yang datang ke sebuah pesta pernikahan kepada pasangan pengantin yang bersanding di pelaminan.
Sakinah, mawaddah, wa rahmah menjelma menjadi patokan bahwa rumah tangga senantiasa damai, tenang, penuh kasih sayang.
Tapi tahukah Sahabat Farah, ada doa yang nyatanya lebih related dengan kehidupan pasangan suami istri yang memang selalu dipenuhi 'riak' bahkan 'ombak' besar.
Baarakallahu laka wa baaraka 'alaika wa jama'a bainakumaa fii khair.
Yang artinya, "Semoga Allah memberkahimu di waktu bahagia dan memberkahimu di waktu susah, dan semoga Allah menyatukan kalian berdua dalam kebaikan." (HR. Abu Dawud)
Ah, jika kita mau menyelami betapa dahsyatnya lantunan doa tersebut, maka marilah membiasakan diri untuk mengucapkannya.
Waktu senang dan waktu susah adalah fase yang pasti dialami setiap pasangan suami istri. Hampir tidak ada pasutri yang hidup mereka sepi dari perbedaan pendapat, adu argumentasi, maupun perbedaan sudut pandang tentang visi dan misi berkeluarga.
Karena itulah, doa yang diberikan kepada pengantin baru yang berisi harapan bahwa keduanya akan menjadi pasangan tangguh yang tidak hanya bisa menjalani hidup yang penuh suka cita tapi juga mampu bertahan saat rumah tangga diterpa badai.
Ridha Allah Swt. pada akhirnya akan menjadi kunci kelanggengan rumah tangga.
Ketika pasangan suami istri sudah bahu-membahu memantaskan diri mereka untuk menjadi suami terbaik dan istri terbaik sesuai tuntunan Rasulullah, maka keduanya insya Allah telah menggenggam ridha Allah.
Ketika keduanya mampu menangisi kesalahan masing-masing, meminta maaf kepada pasangannya, dan menyadari bahwa keutuhan rumah tangga adalah sebuah jalan menuju jannah-Nya, kondisi itulah yang menjadi kunci untuk membuka pintu kebahagiaan sejati.
Keridhaan Allah itulah yang akan memudahkan keduanya untuk mencari solusi manakala rumah tangga dihantam badai, terutama yang datang dari luar.
Sesakit apa hati kita pada pasangan, maka kembalikanlah kepada Allah. Benarkah tak ada setitik pun kebaikan padanya? Atau kepala kita yang justru menginginkan terlalu banyak sehingga kerja keras pasangan tak mampu kita syukuri.
Kita tentu ingin para pasangan yang baru menikah mampu melewati pahit getir kehidupan. Mari mendoakan mereka untuk menjadi manusia tangguh.
Samawa memang indah, tapi tanpa ketangguhan untuk melewati masalah, samawa tentu tak akan tercipta.
KOMENTAR ANDA