SUDAH menjadi ciri khas, setiap perayaan tahun baru diisi dengan aktivitas makan-makan. Hampir seluruh hidangan malam tahun baru, diolah dengan cara dibakar. Sebut saja jagung bakar, sosis bakar, ikan bakar, dan lainnya.
Sebenarnya, tidak ada yang salah ketika mengonsumsi makanan yang diolah dengan cara dibakar. Hanya saja, perlu diketahui beberapa risiko yang berdampak pada kesehatan.
1. Kandungan gizi menghilang
Hampir seluruh makanan yang diolah dengan cara dibakar, akan menghilangkan kandungan gizinya. Jadi sangat disarankan, jika ingin membakar daging hendaknya dilakukan dengan api kecil. Walaupun prosesnya agak lama, tapi seluruh bagian daging dapat matang lebih merata dan tidak menghilangkan kandungan proteinnya.
2. Menimbulkan asam lambung
Mengonsumsi makanan bakar akan membuat kinerja lambung menjadi lebih berat, sehingga memicu naiknya asam lambung. Karenanya, sangat disarankan bagi orang yang memiliki penyakit lambung dan maag untuk tidak terlalu banyak mengonsumsi makanan yang dibakar.
3. Cacing dalam daging tidak mati
Sekali lagi, proses memasak daging dengan dibakar tidak sepenuhnya membuat daging matang sempurna. Hasilnya, cacing atau larva (telur) cacing bisa saja masih hidup di dalam daging.
4. Memicu risiko darah tinggi (hipertensi)
Daging sapi, ayam, atau ikan yang diolah dengan cara dipanggang atau dibakar pada suhu tinggi dapat memicu seseorang terkena tekanan darah tinggi. Penelitian ini telah dipresentasikan oleh American Heart Association Epidemiology and Prevention-Lifestyle and Cardiometabolic Health pada 2018.
5. Picu diabetes mellitus tipe 2
Ketika dibakar atau dipanggang, makanan dapat menghasilkan zat yang disebut advamce glycation end products (AGEs). Tingkatan yang lebih tinggi dari AGEs tersebut telah dikaitkan dengan resistensi insulin, stres pada sel-sel tubuh dan peradangan.
Inilah yang memicu risiko diabetes tipe 2. Tanpa insulin atau dengan resistensi insulin, gula bisa mengendap dalam darah. Kondisi ini dapat memicu masalah kesehatan yang serius pada jantung, mata, ginjal, serta organ tubuh lainnya.
Dari risiko-risiko ini bisa disimpulkan, ada baiknya kurangi konsumsi makanan olahan yang dibakar, agar kesehatan tubuh tetap terjaga.
KOMENTAR ANDA