MASYARAKAT di seluruh dunia bersuka cita memasuki tahun 2023.
Suka cita itu menjadi penting karena di dalamnya tersimpan harapan untuk bisa maju dan melesat setelah terpuruk akibat pandemi COVID-19.
Suka cita itu juga menjadi penting karena di dalamnya tersimpan optimisme bahwa kondisi perang Ukraina-Rusia akan membaik dan ancaman resesi tak akan jadi kenyataan.
Seperti dilaporkan berbagai kantor berita, masyarakat dunia merayakan tahun baru di tengah berbagai kekhawatiran.
Australia memulai perayaan dengan malam tahun baru pertama bebas pembatasan setelah dua tahun terganggu COVID-19. Sydney menyambut tahun baru dengan pertunjukan kembang api yang mempesona, yang untuk pertama kalinya menampilkan air terjun pelangi di lepas pantai Harbour Bridge.
Di China, pembatasan COVID-19 yang ketat dicabut pada bulan Desember dengan dibatalkannya kebijakan "Zero COVID", sebuah peralihan yang menyebabkan melonjaknya infeksi dan membuat banyak orang tidak berminat merayakan malam tahun baru.
Kembang api membahana di atas Parthenon di Athena, Gerbang Brandenburg di Berlin, dan Arc de Triomphe di Paris, tempat orang banyak berkumpul di jalan Champs-Elysees untuk menyaksikan kembang api tahun baru pertama ibu kota Prancis sejak tahun 2019.
Kemeriahan kembang api di London/ BBC
Sementara di Inggris, Big Ben berbunyi saat lebih dari 100.000 orang berkumpul di sepanjang Sungai Thames untuk menyaksikan pertunjukan kembang api yang spektakuler di sekitar London Eye.
Layar menampilkan tampilan cahaya drone dari mahkota dan potret Ratu Elizabeth II di atas koin yang melayang di langit, sebagai penghormatan kepada raja terlama di Inggris yang meninggal pada bulan September itu.
Pantai Copacabana Rio de Janeiro juga menyambut beberapa ribu orang untuk pertunjukan kembang api singkat. Beberapa kota di Brasil membatalkan perayaan tahun ini karena kekhawatiran tentang virus corona. Padahal sebelum pandemi, pesta tahun baru di ibu kota Brasil biasanya menarik lebih dari dua juta orang ke Copacabana.
Kota terpadat di Turki, Istanbul, menghadirkan tahun 2023 dengan pesta jalanan dan kembang api. Di Gereja Katolik St Antuan, puluhan umat Kristiani berdoa untuk tahun baru dan menandai meninggalnya mantan Paus Benediktus XVI.
Di New York, hujan tidak menghalangi kerumunan orang untuk memulai perayaan di seluruh Amerika Serikat. Pesta Times Square memuncak dengan turunnya bola bercahaya berdiameter 12 kaki (3,6 meter) dari One Times Square dan terdiri dari hampir 2.700 kristal Waterford.
Sementara itu, serangan Rusia ke Ukraina berlanjut pada malam pergantian tahun.
Pada tengah malam, jalanan ibu kota Ukraina, Kyiv, terlihat sepi. Namun hanya setengah jam menjelang tahun 2023, sirene serangan udara berbunyi di seluruh kota, diikuti suara ledakan.
Dalam sebuah pesan video untuk menandai Tahun Baru, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Person of The Year 2022 versi Majalah Time, mengatakan, "Saya ingin mendoakan satu hal bagi kita semua; kemenangan."
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mendedikasikan pidato tahun baru untuk menggalang rakyat Rusia di belakang pasukannya. Tapi perayaan di Moskow ‘sunyi senyap’, tanpa kembang api yang biasa memeriahkan Lapangan Merah. Banyak penduduk Moskow mengatakan mereka mengharapkan perdamaian di tahun 2023.
Menjaga asa, itulah yang mesti dilakukan masyarakat dunia setelah merayakan pergantian tahun 2023 dengan gegap gempita. Semua tentu berharap perdamaian akan terwujud, kestabilan ekonomi tercapai, dan kita bisa bahu-membahu memperbaiki kerusakan iklim dan ekosistem untuk kehidupan anak cucu yang lebih baik.
KOMENTAR ANDA