TAHUN 2024 di depan mata. Hiruk-pikuk dunia politik mulai terasa.
Seiring perkembangan teknologi informasi, perempuan Indonesia sudah seharusnya lebih memahami ihwal politik dibanding lima tahun lalu. Dengan demikian, diharapkan jumlah perempuan yang terjun ke politik dan bisa memenangkan suara rakyat dalam pemilihan politik akan semakin banyak.
Mengapa perempuan harus melek politik?
Kita tahu bahwa separuh dari penduduk dunia adalah perempuan. Kita juga mengetahui bahwa perempuan dan laki-laki sudah memiliki perbedaan sejak dilahirkan. Mulai dari perbedaan fisik, pemikiran, dan kebutuhan.
"Karena itulah dibutuhkan keterwakilan perempuan untuk mewakili berbagai kebutuhan perempuan. Bukan berarti laki-laki tidak mau memperjuangkan kepentingan perempuan dan anak, tapi pastinya yang lebih memahami kebutuhan perempuan adalah perempuan itu sendiri," ujar Anggota DPR RI Komisi VIII Lisda Hendrajoni saat dihubungi Farah.id, Senin (9/1/2023).
Politikus Partai NasDem ini memberikan contoh kehamilan dan menstruasi yang dialami perempuan, atau kebutuhan tempat menyusui serta tempat bermain anak yang aman dan nyaman di area publik. Tentulah perempuan yang lebih memahami kebijakan apa yang sesuai untuk mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan tersebut.
Menurut anggota DPR dari daerah pemilihan Sumatra Barat ini, politikus perempuan memiliki kelebihan yang tidak dimiliki politikus laki-laki.
" Sifat keibuan, kesabaran, tidak mudah menyerah, dan melakukan semuanya menggunakan hati adalah kelebihan yang diberikan Allah kepada perempuan," katanya.
Dengan berbagai kelebihan itu, seorang perempuan yang terjun ke dunia politik seharusnya bisa lebih memahami dan peduli suara rakyat kecil dan gigih memperjuangkan kebenaran untuk kepentingan banyak orang.
Lantas apa yang dibutuhkan perempuan untuk bisa unggul dan memenangkan hati rakyat dalam kompetisi politik?
"Saya kira sama saja, kita (perempuan) butuh popularitas dan elektabilitas, sama dengan para calon laki-laki. Namun lebih khusus lagi, perempuan sangat membutuhkan dukungan dari keluarga dan masyarakat di sekitarnya. Perempuan juga harus konsisten, meyakini pilihannya, menjalankan pilihan itu sebaik-baiknya, dan tentunya harus mau untuk terus belajar," pungkas Lisda.
KOMENTAR ANDA