MURSAL Nabizada, mantan anggota parlemen Afghanistan ditembak mati di rumahnya di Kabul oleh orang tak dikenal pada Sabtu (14/1/2023) dini hari waktu setempat. Menurut pihak kepolisian, inilah untuk pertama kalinya seorang mantan anggota parlemen dibunuh di ibu kota sejak kekuasaan diambil alih Taliban.
Nabizada terpilih tahun 2019 untuk mewakili Kabul. Dia adalah anggota komisi pertahanan dan bekerja di sektor swasta yaitu Institute for Human Resources Development and Research.
Mursal Nabizada dikenal sebagai politikus, ahli hukum, dan pengkritik Taliban. Perempuan kelahiran Nangarhar tahun 1991 ini meninggal di usia yang terbilang masih sangat muda, 32 tahun.
Kepala kepolisian setempat, Molvi Hamidullah Khalid menyebutkan bahwa Nabizada bersama pengawalnya ditembak pada Sabtu pukul tiga dinihari di ruangan yang sama, di lantai bawah rumah yang biasa digunakan Nabizada sebagai kantornya.
Sementara itu, saudara laki-lakinya dan pengawalnya yang lain terluka. Adapun satu pengawal lainnya dilaporkan kabur dengan membawa uang dan perhiasan.
Saat ditanya tentang kemungkinan motif di balik penembakan Nabizada, kepala polisi hanya menjawab bahwa penyelidikan masih berjalan.
Mursal Nabizada adalah salah satu di antara segelintir perempuan mantan anggota parlemen Afghanistan yang tetap tinggal di negara tersebut setelah Taliban mengambil alih kekuasaan tahun lalu.
Seorang tokoh penting pada era pemerintahan Afghanistan yang dilindungi militer Amerika, Abdullah Abdullah, seperti dikutip dari Associated Press mengatakan bahwa Nabizada adalah sosok perempuan wakil rakyat yang betul-betul mengabdi untuk rakyat. Rasa duka cita mendalam juga disampaikan Malalai Ishaqzai, koleganya di parlemen dulu.
Berbagai spekulasi menyeruak, tentu tak bisa dipisahkan dari Taliban. Dengan kembalinya Taliban di tampuk kekuasaan, perempuan Afghanistan langsung merasakan tercabutnya hak-hak mereka dari pendidikan, dari eksistensi di ruang publik, dan dari pekerjaan di sektor publik.
Apakah pembunuhan Nabizada adalah perbuatan pihak berkuasa saat ini, atau ada pihak lain yang bertindak seolah-olah ini adalah kelanjutan sikap keras Taliban terhadap perempuan? Masyarakat Afghanistan (dan dunia) menanti hasil investigasi kepolisian.
Selamat jalan, Nabizada.
KOMENTAR ANDA