Pemandangan menunjukkan pesawat Yeti Airlines sebelum kecelakaan pada hari Minggu (15/1) (kiri). Anju Khatiwada berpose untuk foto di dalam maskapai penerbangan dan di bandara/Net
Pemandangan menunjukkan pesawat Yeti Airlines sebelum kecelakaan pada hari Minggu (15/1) (kiri). Anju Khatiwada berpose untuk foto di dalam maskapai penerbangan dan di bandara/Net
KOMENTAR

JATUHNYA pesawat Yeti Airlines 691 di Pokhara, Nepal pada Minggu (15/1) menghadirkan cerita pilu bagi dunia penerbangan. Kecelakaan pesawat yang mengangkut 68 penumpang dan 4 kru tersebut dianggap sebagai salah satu insiden terburuk di Nepal dalam 30 tahun terakhir.

Diduga, seluruh awak pesawat menjadi korban, termasuk Anju Khatiwada, kopilot yang menerbangkan pesawat tersebut.

Dilansir dari Reuters, Anju Khatiwada adalah kopilot perempuan berusia 44 tahun. Pada saat kejadian, ia sedang bertugas melakukan penerbangan Yeti Airlines dari Kathmandu, yang jatuh saat mendekati kota wisata Pokhara.

Anju adalah istri dari Dipak Pokhrel, seorang pilot yang wafat 16 tahun yang lalu saat pesawat Twin Otter yang membawa beras dan makanan ke kota barat, Jumla, jatuh dan terbakar pada Juni 2006.

Juru bicara maskapai penerbangan Yeti Airlines Sudarshan Bartaula, menceritakan, suaminya Anju, Dipak Pokhrel, meninggal pada 2006 dalam kecelakaan pesawat Twin Otter milik Yeti Airlines di Jumla.

Mengalami kesedihan dan kebingungan saat kehilangan sang suami, ditambah anak yang mereka yang masih sangat kecil, Anju terdorong untuk berkarir di dunia penerbangan. Ia bertekad meneruskan jejak suami dengan menempuh pelatihan pilot, menggunakan uang yang diperolehnya dari asuransi selepas gugurnya sang suami saat bertugas.

“Dia adalah wanita yang gigih memperjuangkan mimpinya dan memenuhi impian suaminya,” kata anggota keluarga Santosh Sharma, dikutip dari BBC.

Anju menempuh pendidikan pilot di Amerika Serikat. Setelah memenuhi syarat, ia pun bergabung dengan Yeti Airlines, maskapai yang sama dengan mendiang suaminya

Sebagai seorang perintis, Anju adalah salah satu dari enam wanita yang dipekerjakan oleh maskapai penerbangan sebagai pilot. Ia berhasil memiliki pengalaman 6.400 jam terbang dan menduduki posisi kapten.

“Dia adalah kapten penuh di maskapai penerbangan yang melakukan berbagai penerbangan solo. Dia wanita yang pemberani,” ujar Juru Bicara Yeti Airlines.

Namun sayang, perjalananan karirnya berakhir pilu. Penerbangan pesawat Yeti Airlines 691 yang dikemudikannya bersama Kapten Pilot Kamal K.C, merupakan penerbangan terakhirnya.

Berdasarkan rekaman beberapa video di media sosial, pesawat tersebut membelok tiba-tiba dan tajam ke kiri saat mendekati bandara, lalu menabrak lembah hingga jatuh terbakar. Tragedi ini seperti mengulang kembali kejadian yang dialami oleh mendiang suami Anju.

Hingga saat ini, jenazah Anju belum ditemukan, namun sangat tipis kemungkinannya ia dapat selamat dari musibah itu. Namun proses pencarian jenazah Anju masih terus dilakukan. Sedangkan jenazah pilot Yeti Airlines 691 Kamal K.C, kapten pilot yang memiliki pengalaman 21.900 jam terbang tersebut, telah ditemukan dan diidentifikasi.

Dan di hari yang sama, tim pencari berhasil menemukan kotak hitam pesawat naas tersebut. Diharapkan temuan itu dapat mempercepat penyelidikan terkait penyebab jatuhnya pesawat Yeti Airlines 691.

Nepal sendiri mengumumkan hari berkabung nasional mulai Senin (16/1).




Gunung Lewotobi Kembali Meletus Disertai Gemuruh, Warga Diimbau Tetap Tenang dan Waspada

Sebelumnya

Timnas Indonesia Raih Kemenangan 2-0 atas Arab Saudi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News