MENTERI Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan tiga pernyataan terkait penyelesaian isu Palestina-Israel dalam pertemuan debat terbuka PBB di New York, Amerika Serikat pada Rabu (18/1/2023).
Dalam pernyataan tertulisnya, Menlu Retno menegaskan bahwa tahun 2023 harus menjadi tahun kemajuan dalam penyelesaian isu Palestina.
"Menjadi tanggung jawab kita bersama untuk mengakhiri pendudukan Israel selamanya (di Palestina)," demikian disampaikan Menlu Retno sebagai ajakan bagi segenap negara di dunia untuk serius mengupayakan perdamaian di Palestina.
Tiga hal yang ditekankan Indonesia terkait isu Palestina adalah sebagai berikut.
Pertama, Indonesia menyambut pengesahan Resolusi Majelis Umum PBB yang meminta pendapat hukum Mahkamah Internasional berkaitan dengan dampak legal pendudukan Israel di tanah Palestina.
Diketahui bahwa tahun 2022 merupakan tahun terburuk bagi warga Palestina di Tepi Barat dengan jumlah 200 orang, termasuk anak-anak terbunuh.
Menlu RI menegaskan bahwa laporan, mekanisme, dan resolusi PBB tidak cukup untuk mewujudkan isi resolusi. Diperlukan tindak lanjut nyata yang bisa menghapuskan pendudukan Israel.
Kedua, Indonesia mengajak masyarakat dunia untuk menyusun langkah konkret demi mencapai solusi damai dalam isu Palestina.
Menlu Retno juga meminta Israel segera menghentikan berbagai tindakan provokasi dan mencabut hukuman yang diberlakukan bagi rakyat Palestina.
Pada 6 Januari 2023, Israel telah mengumumkan paket sanksi untuk otoritas Palestina. Di dalamnya termasuk pemotongan jutaan dolar AS dari pendapatan pajak, pencabutan kartu izin perjalanan sejumlah pejabat pemerintah Palestina, juga menghentikan kegiatan pembangunan di Tepi Barat.
Menlu Retno menegaskan Israel tidak memiliki kewenangan untuk menghalangi rakyat Palestina dalam memenuhi hak ekonominya. Karena itulah Israel harus menghormati hukum internasional serta melanjutkan proses damai, demi mencapai solusi terbaik bagi kedua negara sesuai ketentuan internasional.
Ketiga, Indonesia mengajak masyarakat global memberi bantuan kemanusiaan untuk rakyat Palestina di tengah ancaman resesi dunia pada tahun 2023.
"Kita tidak boleh membiarkan rakyat Palestina menderita dalam diam, khususnya di tengah situasi yang sulit saat ini," pungkas Menlu Retno.
KOMENTAR ANDA