Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

KEKERASAN terhadap anak tidak melulu diwujudkan dalam bentuk tindakan fisik seperti pemukulan. Ada bentuk kekerasan lain yang menimbulkan dampak psikologis tak kalah dahsyat dari kekerasan fisik yaitu kekerasan emosional.

Diketahui bahwa kekerasan emosional terdiri atas makian/ hinaan dari orang dewasa, makian/ hinaan dari orang sebaya, dan perundungan melalui daring (cyberbullying).

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menyebutkan tiga jenis kekerasan emosional yang banyak dialami anak-anak Indonesia.

  1. Pernah dikatakan tidak disayangi dan tidak pantas disayangi.
  2. Pernah dikatakan tidak diharapkan untuk dilahirkan atau agar mati saja; dan
  3. Dihina, direndahkan, dikatakan bodoh, dan tidak berguna.

Kekerasan emosional ini biasanya dilakukan orangtua yang ingin agar anak-anak selalu bergantung kepada mereka. Karena itulah mereka menggunakan segala cara agar anak tidak bisa mandiri, kurang kepercayaan diri, dan tidak berpaling ke orang lain.

Data KemenPPPA yang dirilis 16 Januari 2023 melalui Twitter @pp_pa menyebutkan bahwa pelaku kekerasan emosional pada laki-laki dengan persentase terbanyak pada kejadian pertama dan kejadian terakhir adalah "ayah".

Adapun pelaku kekerasan emosional pada perempuan adalah "ayah" dan sepertiga lainnya adalah "ibu", baik pada kejadian pertama maupun kejadian terakhir.

Sementara itu, Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) Tahun 2021 menunjukkan bahwa 32 dari 100 laki-laki dan 43 dari 100 perempuan berusia 13-17 tahun yang hidup di perkotaan maupun pedesaan mengalami kekerasan emosional sepanjang hidup mereka.

Para orangtua hendaknya lebih bijak dalam bertutur kata dan bertindak. Camkanlah bahwa orangtua harus menjadi teladan bagi anak.

Jangan sampai setiap perkataan dan perbuatan yang dilakukan orangtua justru menimbulkan trauma di sepanjang kehidupan anak hingga mendewasa, yang kemudian diturunkan ke generasi berikutnya. Orangtua tentu tak ingin kekerasan emosional menjadi legacy dalam silsilah keluarga.

Mari mewujudan Indonesia yang ramah anak.




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News