AKTIVIS Lingkungan Greta Thunberg bersama sekitar 30 aktivis lainnya menggelar aksi protes menyerukan keadilan iklim saat berakhirnya World Economic Forum 2023 di Davos, Swiss pada Jumat (20/1/2023) di tengah suhu yang berada di bawah nol derajat Celsius.
Para aktivis lingkungan tersebut membawa poster-poster sembari meneriakkan "keadilan iklim", "bahan bakar fosil harus dihilangkan", dan Greta mengangkat tulisan "Simpan di tanah".
Keadilan Iklim (climate justice) adalah sebuah istilah yang memandang pemanasan global sebagai sebuah isu etika dan mempertimbangkan keterkaitan sebab-akibat dengan konsep keadilan, terutama keadilan lingkungan dan keadilan sosial.
Keadilan iklim mempelajari berbagai isu seperti kesetaraan, hak asasi manusia, hak kolektif, juga tanggung jawab sejarah yang berhubungan dengan perubahan iklim.
Prinsip utama keadilan iklim yaitu mengakui kenyataan bahwa mereka yang tidak memicu perubahan iklim justru mengalami dampak terburuk dari perubahan iklim.
Istilah keadilan iklim juga digunakan dalam sistem hukum, ketika keadilan tercapai melalui penerapan dan pengembangan hukum dalam bidang perubahan iklim.
Greta yang ditahan oleh polisi Jerman awal pekan ini selama demonstrasi menentang perluasan tambang batu bara, telah berada di Davos untuk berdiskusi dengan Kepala Badan Energi Internasional (International Energy Agency, IEA).
Aktivis Swedia berusia 20 tahun itu tetap pada pendiriannya menentang semua pengembangan minyak, gas, dan batu bara baru.
Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol mengatakan investasi baru di ladang minyak akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk beroperasi. Mereka akan terlambat untuk meredakan krisis energi, tetapi akan berkontribusi pada krisis iklim. Dia memuji upaya Greta dan berterima kasih atas undangan untuk berbicara dengan para aktivis.
Vanessa Nakate dari Uganda, yang juga berdiskusi dengan Birol, mengatakan para pemimpin perlu memahami berbagai disiplin ilmu yang terkait dan menghentikan semua investasi batu bara, minyak, dan gas.
"IEA telah memperjelas bahwa kita tidak dapat memiliki investasi bahan bakar fosil baru jika kita ingin hidup dengan suhu global di bawah 1,5 derajat Celsius," kata Vanessa.
Para aktivis lingkungan tersebut tak lelah mengangkat poster bertuliskan kata "berhenti" kepada eksekutif minyak dan gas.
Pelaku industri minyak dan gas mengatakan bahwa mereka perlu menjadi bagian dari transisi energi karena bahan bakar fosil akan terus memainkan peran utama dalam pembauran energi saat dunia beralih ke 'ekonomi rendah karbon'.
Pada tahun 2019, Greta yang saat itu berusia 16 tahun ikut serta dalam pertemuan utama WEF, menyerukan "rumah kita sedang terbakar" untuk menyadarkan para pemimpin dunia tentang krisis iklim—yang menurutnya kurang dari 12 tahun lagi akan membuat manusia menyesal karena tak memperbaikinya.
KOMENTAR ANDA