Ilustrasi suami mendampingi istri selama kehamilan/Net
Ilustrasi suami mendampingi istri selama kehamilan/Net
KOMENTAR

STUDI Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Indonesia menyebutkan, salah satu penyebab masalah stunting di Indonesia adalah tingginya angka pernikahan dini. Semakin gawat, saat pola pikir masyarakat menganggap pernikahan dini sebagai hal biasa.

Menruut data Badan Pusat Statistik (BPS), persentase pernikahan dini di Indonesia meningkat dari 2017 yang hanya 14,8 persen menjadi 15,66 persen pada 2018. Angka tersebut tentunya terus naik di masa pandemi.

Memiliki anak memang andil dua pihak, baik suami maupun istri. Kehamilan harus direncanakan dengan baik, sebab kehamilan yang terencana akan menekan prevalensi stunting di Indonesia. Selain itu, kehamilan terencana juga mencegah kematian ibu dan bayi.

Untuk itu, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) menganjurkan pasangan suami istri untuk BERDUA memutuskan kehamilan terencana untuk ibu dan bayi yang sehat.

Ada 3 poin dari kehamilan terencana tersebut:

  1. Sebelum memutuskan untuk memiliki anak, ada baiknya suami istri melakukan skrining kesehatan untuk memastikan apakah istri layak untuk hamil.
  2. Jika layak, suami dan istri dapat merencanakan kehamilan yang sehat.
  3. Jika pihak istri ternyata belum layak hamil, maka suami dapat menemani istri untuk melakukan konsultasi dengan tenaga medis guna mengetahui faktor-faktor risiko kehamilan dan menunda program kehamilan.

Saat istri sudah siap untuk hamil, yang perlu suami lakukan adalah mencari literasi mengenai kesehatan reproduksi perempuan. Bantu isti dengan memijat punggungnya agar rilek, membantu pekerjaan rutin di rumah, atau jika istri bekerja di luar rumah, pastikan keamanan transportasinya.

Jadilah suami siaga dan bantulah istri untuk mempersiapkan proses persalinannya.

Hal lain yang bisa dilakukan adalah:

  • Bersama istri menentukan tempat persalinan dan dokter yang tepat.
  • Rutin mendampingi istri saat kontrol ke dokter kandungan.
  • Mencari tahu tentang kehamilan yang sehat, baik itu dari dokter, posyandu, atau layanan BPJS.
  • Pantaulah asupan makanan istri yang sedang hamil, karena biasanya mereka menjadi lebih sensitif.
  • Jika suami harus keluar malam untuk bekerja, pastikan ada yang menemani istri di rumah.

Proses kehamilan adalah tanggung jawab bersama antara suami dan istri. Kehadiran suami sangat berpengaruh positif dalam proses kehamilan hingga persalinan. Keterlibatan tersebut dapat menurunkan angka kematian pada ibu melahirkan.




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News