PUSAT Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat erupsi beberapa kali Gunung Anak Krakatau yang berlokasi di Selat Sunda, Lampung sejak dini hari hingga Senin pagi (23/1/2023).
Menyikapi erupsi yang terjadi beberapa kali, PVMBG mengimbau masyarakat maupun wisatawan—termasuk pendaki untuk tidak mendekati Gunung Anak Krakatau dalam radius lima kilometer dari kawah aktif gunung api tersebut.
Hingga saat ini, PVMBG masih menetapkan status Siaga Level III.
Diketahui bahwa pada pukul 06.07 WIB diketahui erupsi terjadi dengan tinggi kolom letusan sekitar 300 meter di atas puncak gunung atau 457 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Letusan yang terekam oleh seismograf mempunyai amplitudo maksimum 50 milimeter dengan durasi 80 detik itu menimbulkan kolom berwarna kelabu tebal yang mengarah ke timur.
Setelah erupsi pada pukul 07.01 WIB, pukul 07.59 WIB, dan pukul 08.08 WIB, selanjutnya Anak Kratau kembali erupsi pada pukul 09.28 WIB dengan tinggi kolom letusan sekitar 300 meter di atas puncak. Seismograf mencatat amplitudo maksimum 55 milimeter dengan durasi 38 detik.
Kepala Pos Pantau Gunung Anak Krakatau di Hargopancuran, Rajabasa, Lampung Selatan, Andi Suardi, menjelaskan bahwa erupsi dua kali terjadi lepas tengah malam tapi abu letusan tidak bisa terekam.
Pada minggu lalu, Pemerintah Provinsi Lampung telah mengingatkan masyarakat untuk tetap tenang dan waspada menghadapi erupsi Gunung Anak Krakatau yang terjadi cukup intens di awal tahun 2023 ini.
Meningkatnya aktivitas gunung berapi tersebut telah menjadi perhatian pemerintah daerah untuk menyiapkan langkah antisipasi dan mitigasi terhadap dampak yang bisa ditimbulkan.
Karena berstatus gunung aktif, erupsi yang terjadi merupakan salah satu cara untuk mengurangi besaran erupsi ke depannya sekaligus untuk meredam dampak bagi lingkungan sekitar. Karena itulah masyarakat diimbau untuk selalu siaga.
Data PVMBG menunjukkan bahwa erupsi Gunung Krakatau sudah dimulai sejak 4 Januari 2023.
KOMENTAR ANDA