PARAGON CORP meluncurkan Women's Space bertema Leadership Journey di Astha District, Space 8, Senopati, Jakarta Selatan pada Sabtu (28/1/2023).
Peluncuran Women's Space ini dihadiri oleh Nur Asiah Uno (Tokoh Penggiat Pemberdayaan Perempuan), dr. Sari Chairunnisa (Owner & VP Research Development Paragon Corp), Analisa Widyaningrum (Psikolog & Womanpreneur), Tita Djumaryo (Founder Ganara Art), dan Marsya Nurmaranti (Executive Director IndoRelawan) sebagai narasumber.
Apa itu Women’s Space?
Peluncuran Women's Space ini menjadi sebuah bentuk kepedulian Paragon Corp terhadap keberdayaan perempuan Indonesia.
Sebagai produsen brand kosmetik Wardah, Make Over, dan Emina yang setia menemani perjalanan perempuan Indonesia dalam menjalankan berbagai perannya, Paragon Corp ingin menciptakan sebuah wadah yang bisa menaungi berbagai komunitas perempuan di Indonesia.
"Melalui banyak diskusi dan obrolan tentang keseharian dan aktualisasi diri perempuan di Indonesia, kami di Paragon melihat bahwa banyak komunitas perempuan yang memang fokus pada bidang tertentu, misalnya parenting atau kesehatan perempuan--seperti Yayasan Kanker Indonesia, tapi belum ada satu tempat yang menampung semua komunitas itu dan mengkolaborasikan semuanya untuk menciptakan sosok perempuan pemimpin," ujar dr. Sari Chairunnisa tentang latar belakang diluncurkannya Women's Space ini.
dr. Sari Chairunnisa (Owner & VP Research Development Paragon Corp)
Setelah resmi diluncurkan di Jakarta, Women's Space siap menggelar roadshow di lima kota dalam waktu satu bulan, di antaranya adalah Yogyakarta dan Makassar.
Menurut dr. Sari, aktivitas Women's Space sengaja dilaksanakan sebelum bulan Ramadhan, dengan harapan bahwa perempuan Indonesia sudah memiliki mindfulness untuk beribadah dengan khusyuk di bulan suci, kembali fitri, dan menjadi pribadi yang 'baru' yang siap menebar kebermanfaatan di lingkungan tempatnya berada.
Paragon Corp memiliki pilar CSR untuk fokus pada pemberdayaan perempuan. Demikian pula dalam manajemen perusahaan, selain Founder Ibu Nurhayati Subakat, executive board pun sudah diisi 50-50 untuk laki-laki dan perempuan.
"Women's Space adalah bentuk dukungan Paragon agar perempuan bisa mandiri dan berkreasi, menjadi inisiatif baru untuk pengembangan diri dan peningkatan kapabilitas perempuan," kata dr. Sari.
Membangun self leadership dalam diri perempuan
Tujuan diluncurkannya Women's Space diapresiasi Psikolog Analisa Widyaningrum.
"Sebagai perempuan yang menjalankan beragam peran, kita tidak sepatutnya mengotak-ngotakkan peran. Apapun keputusan yang kita ambil, kita harus bertanggung jawab dan konsisten dengan pilihan itu,” ujar psikolog yang berdomisili di Yogyakarta itu.
Salah satu peran perempuan di luar ranah domestik adalah bagaimana menebar kebermanfaatan terkait isu sosial.
“Faktanya, 60 persen relawan adalah perempuan. Ini menimbulkan rasa bangga menjadi perempuan. Kita lebih peka, lebih sensitif, dan lebih memiliki empati, itulah yang ternyata membuat perempuan mampu terjun ke lapangan menjadi relawan,” ujar Marsya Nurmaranti dari IndoRelawan.
Sementara itu, Tita Djumaryo memiliki alasan tersendiri untuk bergabung ke Women’s Space. Menurutnya, mengasah empati melalui seni adalah sebuah jalan untuk menciptakan jiwa kepemimpinan dalam diri seseorang.
“Ganara Art menghadirkan industri kreatif yang lekat dengan perempuan. Seni merupakan satu cara untuk mengasah empati yang menjadi dasar jiwa leadership seseorang. Berkesenian bersama membuka ruang untuk berdiskusi, saling terbuka, saling menghargai keputusan orang lain,menghargai karya orang lain,” ujar Founder Ganara Art itu.
Tentang jiwa kepemimpinan, Marsya berbagi pengalaman pribadinya.
“Self leadership itu sangat penting dan bisa dilatih apabila kita mempunyai self awareness. Kita harus mengenali SWOT diri kita, mereflesikannya, hingga akhirnya kita bisa menjadi pemimpin yang original,” ujarnya.
Marsya mengaku, ketika dia ditunjuk menjadi Executive Director IndoRelawan, ia sempat merasakan salah satu mental block yang dialami banyak perempuan yaitu imposter syndrome. Ia merasa tidak pantas menduduki posisi strategis tersebut. Namun berkat dukungan dan insight dari orang-orang di sekitar tentang kekuatannya, Marsya pun memiliki kepercayaan diri untuk melakukannya.
Imposter syndrome menjadi salah satu tantangan yang mesti ditaklukkan perempuan zaman now.
KOMENTAR ANDA