KOMENTAR

MENJELANG Hari Kanker Sedunia (4 Februari), kanker masih menjadi masalah kesehatan global yang memengaruhi jutaan orang. Peringatan tahunan tersebut harus mampu memotivasi semua orang untuk aktif melakukan pencegahan, deteksi, dan pengobatan yang tepat sesuai medis.

Dua kanker yang saat ini terus meningkat jumlahnya, terutama di kalangan perempuan muda adalah kanker payudara dan kanker usus besar (kolorektal).

American Cancer Society mencatat bahwa usia rata-rata diagnosis kanker payudara 62 tahun dan usia rata-rata diagnosis kanker usus besar 60 tahun dalam beberapa dekade terakhir telah bergerak ke usia yang jauh lebih muda.

Dilansir The Indian Express, Konsultan Senior dan Kepala Bedah Onkologi RS Narayana, India, Dr. Kaushal Kishor Yadav mengatakan bahwa secara global, ada 1 dari 8 perempuan yang terkena kanker payudara selama hidupnya. Dan penelitian dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa 9 persen dari kasus baru kanker payudara ditemukan pada perempuan di bawah usia 45 tahun.

Kecenderungan yang sama juga terjadi pada kanker usus besar. Disebutkan Dr. Vinay Gaikwad, Direktur Pusat Onkologi RS CK Birla, India, peningkatan terjadi pada pasien berusia lebih muda, bahkan ada perempuan berusia 18-19 tahun yang didiagnosis menderita kanker usus besar.

Apa yang bisa menjelaskan dua kondisi tersebut?

Para ahli medis, dengan suara bulat, menyalahkan gaya hidup modern.

Gaya hidup masyarakat saat ini mengalami transformasi besar-besaran dalam hal berkurangnya mobilitas ditambah lingkungan penuh toksik. Dua hal itu berkontribusi nyata dalam perburukan kesehatan manusia di seluruh dunia, termasuk makin tingginya angka kanker payudara dan kanker usus besar pada perempuan usia muda.

Dikatakan Dr. Ritu Sethi, Direktur dan Konsultan Senior Ginekologi RS Cloud Nine, bahwa penyebabnya sebagian besar terkait faktor gaya hidup seperti obesitas, terlalu banyak mengonsumsi makanan berlemak, menstruasi dini, kurang menyusui, juga usia menopause terlambat.

Semua itu mendorong pertumbuhan sel tumor dan lebih besar pengaruhnya dibanding genetika (faktor keturunan).

Lebih spesifik, Dr. Vinay menyebutkan bahwa polusi, pola makan 'western' dengan daging olahan, asupan alkohol, serta sembelit, berkontribusi pada meningkatnya angka kanker usus besar.

Ditambah lagi, masalah lingkungan seperti polusi udara dan air, bahan kimia di tanah, penggunaan pestisida, dan sebagainya juga menjadi faktor risiko.

Yang mengkhawatirkan, clevelandclinic.org menulis bahwa kanker payudara pada perempuan muda cenderung bersifat lebih agresif dan tidak merespons pengobatan.

Selain itu, para perempuan muda cenderung mengabaikan tanda-tanda peringatan, karena mereka percaya bahwa mereka terlalu muda untuk terkena kanker payudara. Kecenderungan itu menyebabkan mereka terlambat mendapat diagnosis dan itulah yang berbahaya.




Hindari Cedera, Perhatikan 5 Cara Berlari yang Benar

Sebelumnya

Benarkah Mengonsumsi Terlalu Banyak Seafood Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health