KEMENTERIAN Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA) menggelar acara Safer Internet Day 2023 dengan tema “Bersama Akhiri Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) untuk Mewujudkan Perlindungan Perempuan dan Anak di Ranah Daring, bertempat di Pos Bloc, Jakarta pada Rabu (8/2/2023).
Puncak acara ini adalah kickoff kampanye perlindungan perempuan dan anak dari eksploitasi dan kekerasan seksual di ranah daring yang merupakan hasil kerja sama Kementerian PPPA, UNICEF (SAFE4C OCSEA), dan IWCS sekaligus peluncuran Panduan COP.
Peringatan Safer Internet Day 2023 dihadiri perwakilan dari Kedubes Inggris, UNICEF, Huawei, PKPA (Pusat Kajian Perlindungan Anak), ID COP, lembaga pemerintahan, juga para mahasiswa dan pelajar.
Menteri PPPA Bintang Puspayoga menyebutkan bahwa peran internet di era globalisasi yang luar biasa besar memang menjadi “dua sisi mata uang” yang harus disikapi dengan cermat.
“Tidak hanya mengubah pola komunikasi hingga makin cepat dan terbuka, internet juga membuka peluang mengembangkan diri dan mengembangkan koneksi. Namun, di balik manfaat positif, banyak tantangan yang menjadi perhatian. Internet bisa menjadi ancaman pemberdayaan perempuan dan menjadi tempat terjadinya kekerasan berbasis gender online,” ujar Menteri PPPA dalam sambutannya.
Diketahui dari Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) 2021, diketahui bahwa kekerasan fisik dan/atau seksual terhadap perempuan usia 15-64 tahun oleh pasangan dan selain pasangan, prevalensinya menurun 7,3 persen dalam kurun waktu 5 tahun. Namun masih terjadi peningkatan prevalensi kekerasan seksual dalam setahun terakhir dari 4,7 persen pada tahun 2016 menjadi 5,2 persen pada tahun 2021.
Sementara itu, Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) 2021 menunjukkan bahwa prevalensi anak usia 13-17 tahun yang pernah mengalami satu jenis kekerasan atau lebih di sepanjang hidupnya menurun sebesar 21,7 persen bagi anak perempuan, dan 28,31 persen bagi anak laki-laki dalam kurun waktu tiga tahun. Kekerasan masih lebih banyak dialami oleh anak perempuan dibandingkan anak laki-laki.
Menteri Bintang menegaskan bahwa kolaborasi dan sinergi yang dilakukan Kementerian PPPA dengan pihak-pihak yang memiliki visi dan misi yang sama, merupakan sebuah perjuangan yang pada akhirnya menginginkan agar ada efek jera pelaku kekerasan berbasis gender online.
KOMENTAR ANDA