DALAM kepengasuhan anak, kasih sayang bisa dikatakan sebagai “roh”nya. Berbekal kasih sayanglah, orang tua akan mampu mengasuh dan mendidik anak dengan penuh kesabaran. Dan kasih sayang yang tuluslah yang akan membuat anak menyadari, memahami, dan mengikuti setiap pembelajaran yang kita berikan.
Sayangnya, ada orang tua yang memberikan kasih sayang dengan berlebihan. Cenderung memanjakan anak, termasuk memberikan segala sesuatu yang sebenarnya belum tentu dibutuhkan anak.
Akibatnya, tak sedikit anak di zaman now yang memiliki jiwa fight yang lemah. Anak yang tidak mampu menghadapi masalah, sekecil apa pun itu.
“Karena orang tua memberikan kasih sayang yang berlebih, dosis yang salah itu justru akhirnya menumpulkan potensi anak, tanpa kita (orang tua) sadari,” ujar Psikolog Intan Erlita saat menjadi bintang tamu di APODTIK, podcast yang digawangi Aditya Herpavi bersama sang istri, Jelantik Herlanti.
Managing Director Hijrah Coach itu mengingatkan para orang tua bahwa para pemimpin hebat di seluruh dunia adalah manusia-manusia yang memiliki jiwa petarung yang kuat.
“Pemimpin besar alias orang besar tidak lahir dari kenyamanan. Mereka dijatuhkan, di-PHK, dibenci, diasingkan. Dan hebatnya, mereka bisa mengubah itu semua, menjadi game changer,” tegasnya.
Ya, orang-orang hebat di muka bumi memang memiliki satu kesamaan dalam sejarah hidup mereka; dijatuhkan, namun sanggup mengubah keadaan. Kejatuhan menjadi hikmah terbesar yang membuat mereka belajar tentang kesalahan yang dilakukan lalu mencari jalan untuk bangkit.
Alhasil, alih-alih terpuruk, mereka justru melesat menjadi orang hebat.
Psikolog kelahiran 23 November 1980 ini kemudian memberi pertanyaan menohok.
“Pertanyaannya, anak-anak kita yang dimanjakan dengan fasilitas lengkap, mungkinkah mereka punya kemampuan untuk menjadi pemain hebat (sebagai game changer)?”
KOMENTAR ANDA