iLUSTRASI/nET
iLUSTRASI/nET
KOMENTAR

SALAH satu permasalahan gizi nasional yang masih harus memperoleh perhatian khusus baik dari pemerintah maupun masyarakat adalah stunting, yaitu kekurangan gizi kronis yang dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan seorang anak.

Berdasarkan data Hasil Studi Status Gizi Indonesia (2022) angka prevalensi stunting di Indonesia adalah sebesar 21,6 persen. Berdasarkan persentase tersebut, angka stunting di Indonesia masih dianggap cukup tinggi, karena masih berada di atas batas toleransi yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) yaitu sebesar 20 persen. Dan pemerintah sendiri memiliki target penurunan stunting pada tahun 2024 sebesar 14 persen.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan adanya stunting di dalam sebuah keluarga, salah satunya adalah rokok. Hasil studi menemukan bahwa anak-anak yang tinggal dengan orang tua perokok memiliki probabilitas terkena stunting lebih tinggi 5,5 persen dibandingkan dengan anak-anak yang orang tuanya bukan perokok.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin mengatakan

“Uang yang dihabiskan untuk rokok di keluarga bisa dua sampai tiga kali lipat dibandingkan dengan beli telur. Jadi bayangkan banyak balita kita yang kekurangan telur sementara Bapaknya merokok,” ujar Budi dalam sebuah talkshow yang diadakan oleh Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia yang bertajuk “Protein Hewani Cegah Stunting : Isi Piringku, Alihkan Belanja Rokokmu, Kamis (9/2/2023).

Untuk itu Menkes meminta agar para ayah yang memiliki bayi bawah lima tahun (balita) atau bayi dua tahun (baduta) untuk berhenti membeli rokok guna mencegah stunting. Budi berpendapat bahwa uang yang digunakan untuk membeli rokok lebih baik digunakan untuk membeli protein hewani seperti telur. Ia mengatakan bahwa untuk membeli telur 1 kilogram yang berkisar 25 ribu, kita sudah bisa memperoleh sekitar 16 butir telur. Sedangkan untuk membeli rokok pasti menghabiskan uang yang lebih banyak.

“Saya mengajak Ibu-ibu jika punya suami merokok, ingatkan ke Bapaknya apalagi yang punya balita di bawah dua tahun. Kita kan tidak mau anaknya stunting. Stunting itu kan intelektualitasnya lebih rendah dan kepintarannya turun,”himbau Menkes.  

“Oleh karena itu berhentilah merokok, uangnya dipakai buat beli telur. Telurnya diberikan ke anaknya supaya mereka tidak stunting dan bisa menjadi anak yang pintar, sehingga Indonesia bisa menjadi negara yang maju,” demikian Budi.




10.000 Langkah Setiap Hari: Kunci Sehat Fisik dan Mental yang Bisa Kamu Coba!

Sebelumnya

Manfaat Terung Ungu untuk Kesehatan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health