BADAN Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI telah melakukan investigasi terhadap obat yang diduga tercemar etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG), yang menyebabkan dua bocah di DKI Jakarta terkena gagal ginjal akut, di mana salah satunya meninggal dunia.
Hasil investigas BPOM menyebutkan, dari sampel obat yang diperiksa, ternyata tidak ditemukan cemaran EG dan DEG. Artinya, obat tersebut aman diminum oleh anak-anak.
Lalu, bagaimana EG dan DEG bisa terpapar di tubuh balita tersebut?
Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) DKI Jakarta memang menemukan jejak EG dan DEG pada darah pasien. Namun, itu bukan disebabkan oleh obat sirup yang diberikan oranh tua kepada Si Anak.
Menurut pakar farmasi dari Universitas Gadjah Mada, Profesor Zullies Ikawati, jika hasil penelitian BPOM menunjukkan demikian, maka masih perlu investigasi lebih lanjut, sebab bukan tidak mungkin pemicu EG DEG di sampel darah pasien tidak berasal dari obat.
“Jika sirup obat dinyatakana man, tetapi katanya di daerah pasien terkandung positif DEG (katakanlah data ini valid), maka dari mana asalnya? Jawabannya, makanan! Beberapa bahan baku yang berpotensi mengandung cemaran EG dan DEG adalah sorbitol, polietilen glikol, propilen glikol, dan gliserol,” kata Prof Zullies dalam keterangan tertulisnya, mengutip Detik, Jumat (10/2).
Adapun sorbitol, polietilen glikol, propilen glikol, dan gliserol, banyak dijumpai pada produk pangan olahan. Dengan begitu, perlu perhatian dan pemeriksaan khusus pada panganan olahan.
Penjelasan produk pangan tercemar EG/DEG
Dalam industri makanan, cemaran tersebut dapat disebabkan oleh:
1. Gliserin
Banyak digunakan dalam buah dan sayur yang dikeringkan, sup, energi bar, bumbu-bumbu, permen, marshmallow, permen karet, es krim, dan beberapa makanan kaleng.
2. Propilen Glikol
Propilen Glikol digunakan sebagai pengganti dari penggunaan gliserin, di antaranya seperti sup kering, minuman sachet dalam serbuk campuran, minuman dingin, minuman yang mengandung alkohol, saus, makaroni, keju, dan banyak lagi yang lainnya.
Gagal ginjal akut bukan penyakit baru dan bisa dipicu oleh beragam faktor, baik dari riwayat sakit pasien, riwayat penyakit bawaan, sifat sensitivitas pasien (alergi), infeksi, status nutrisi, dan lain-lain.
Juga faktor eksternal seperti paparan obat, makanan, toksikan tertentu, logam berat, dan lain-lain.
KOMENTAR ANDA