Ilustrasi tupai 'pembantu' polisi/Net
Ilustrasi tupai 'pembantu' polisi/Net
KOMENTAR

SALAH satu kota di China melatih tupai sebagai binatang kepolisian. Tupai-tupai tersebut dilatih untuk mengendus narkoba.

Insider Sabtu (11/2), menulis, brigade anjing polisi di Kota Chongqing, China Barat Daya sekarang memiliki tim beranggotakan enam tupai merah. Tupai ini membantu mengendus narkoba di sudut dan celah Gudang, serta unit penyimpanan.

Dalam kompilasi klip video yang dirilis secara online oleh media China, People's Daily Tupai terlihat mencakar kotak dan memanjat berbagai barang. Dalam beberapa klip, tupai terlihat melesat di antara kotak dan tabung dengan ukuran dan warna yang sama, sebelum berhenti untuk mengendusnya.

Polisi Chongqing mengatakan, tupai ini kecil dan gesit, dan mampu mencari melalui ruang kecil di gudang dan unit penyimpanan yang tidak dapat dijangkau anjing. Tupai-tupai tersebut telah dilatih untuk menggunakan cakarnya menggores kotak-kotak untuk memberi tahu pemiliknya jika mereka mendeteksi narkoba.

“Tupai-tupai ini memiliki indra penciuman yang tajam. Tapi di sebelumnya, masalah pelatihan kami untuk hewan pengerat kecil seperti ini tidak cukup berkembang untuk mencoba program seperti ini,” kata Yin Jin, seorang pawang anjing polisi yang ditugaskan untuk melatih regu tupai.

Yin mengatakan, program pelatihan yang dikembangkan untuk tupai di Chongqing juga dapat digunakan untuk melatih hewan lain.

China memiliki kebijakan yang tegas dan tanpa toleransi terhadap pengguna dan perdagangan narkoba. Pada 2021, juru bicara kedutaan China menyebut narkotika sebagai musuh bersama umat manusia.

Tupai penghirup narkoba mungkin yang pertama dari jenisnya. Pada 2002, Pentagon mendukung proyek menggunakan lebah untuk mendeteksi bom. Sedangkan Kamboja, telah mengerahkan tikus yang terlatih untuk membantu regu penjinak bom menjaring ladang ranjau, mencari bahan peledak yang terkubur.

Sahabat Farah pasti tidak menyangka kalau seeokor tupai bisa membntu aparat kepolisian, bukan?




Andi Arief Lewati Masa Kritis Setelah Transplantasi Hati: Sepenggal Kisah Inspiratif dari RS Apollo New Delhi

Sebelumnya

“Glancing” Picu Tren Digital Baru di Indonesia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Horizon