SEORANG wanita dari Alabama, Amerika Serikat, Helen Bender (26) mengetahui dirinya mengidap kanker kulit stadium 4 berkat tren viral TikTok. Ia mengikuti tren kecantikan viral asal China, yakni teknik Gua Sha, menggosokkan kulit dengan batu pipih. Saat mencoba tren tersebut, ia menyadari ada benjolan besar di rahang sebelah kirinya.
Hasil dari dokter mengungkapkan, benjolan itu adalah jenis kanker yang paling agresif dan telah menyebar di sekujur tubuhnya. Awalnya, dokter memvonisnya hanya bisa bertahan selama enam minggu.
“Saya bertanya kepada dokter, berapa lama akan melakukannya dan dia mengatakan seseorang telah datang kepadanya pada tahap yang sama dan mereka meninggal dalam enam minggu,” kenang Helen dikutip dari DailyMail.
Dia sebelumnya telah didiagnosis dengan melanoma lima tahun yang lalu. Gejala awal kanker melanoma yang dialami Helen adalah tahi lalat di area punggung yang sudah diangkat. Setelah itu, dia dinyatakan berhasil remisi karena kankernya tidak kambuh selama lima tahun.
Namun pada April 2022, Helen kembali menyadari ada yang salah pada Mitchell Cancer Institute di Mobile, Alabama, pada awal Juni 2022.
Awalnya Helen kesulitan menerima kenyataan bahwa ia lagi-lagi didiagnosis kanker stadium 4. Dokter menyebut ada 20 benjolan di seluruh tubuhnya yang mengindikasikan kondisinya sudah mulai serius.
Pemindaian menunjukkan bahwa selain benjolan di lehernya, dia juga memiliki tumor di paru-paru, usus, dan paha kirinya. Ia akhirnya menjalani pengobatan imunoterapi dengan serius untuk memulihkan kesehatannya. Pengobatan tersebut awalnya menyebabkan tumor membengkak.
“Saya memiliki tumor yang sangat besar di paha kiri, seukuran kepalan tangan, tumbuh sangat besar sehingga otot terasa sangat sakit,” tuturnya.
Setelah menjalani imunoterapi selama kurang lebih enam bulan, pembengkakannya telah berkurang, tumor Helen tidak lagi menyakitkan dan dia optimis bahwa dirinya akan segera sembuh.
“Saya memiliki obat satu setengah tahun lagi dan mereka memperkirakan saya akan sembuh dalam waktu kurang dari dua tahun,” kata Helen, optimis.
KOMENTAR ANDA