KEDEKATAN antara masyarakat Yunani dan Turki tercipta bukan karena kedekatan fisik karena kedua negara hidup bersebelahan.
Mereka memang terbiasa untuk saling membantu, sekalipun pemerintah kedua negara terlibat konflik teritorial yang panjang, berselisih tentang berbagai isu selama puluhan tahun, bahkan beberapa kali nyaris saling baku hantam dalam perang.
Namun setelah terjadi gempa Turki-Suriah 7,8 magnitudo dengan jumlah korban lebih dari 40.000 jiwa, kemanusiaan tak memandang perbedaan politik.
Salah satunya, semua Gereja Ortodoks Yunani di Inggris Raya mengumpulkan sumbangan untuk para korban gempa bumi di bawah perintah Kepala Gereja Ortodoks.
Bencana telah menyatukan dua komunitas yang selama ini tak pernah bersepakat.
Penggalangan dana untuk korban gempa Turki-Suriah ini menjadi unik karena hal itu belum pernah dilakukan sebelumnya di bawah perintah langsung keuskupan agung di Inggris.
Lebih dari 100 gereja di seluruh Inggris melakukan hal yang sama, semuanya mengumpulkan uang untuk korban gempa bumi di Turki. Pengikut gereja menyatakan simpati mereka, terlebih setelah melihat bagaimana anak-anak Turki luka-luka dan banyak yang menjadi yatim piatu.
"Adalah tradisi bagi orang Yunani dan Turki untuk saling mendukung saat terjadi gempa bumi. Saya telah menyaksikan bagaimana orang Turki telah membantu kami. Dan kami juga telah membantu mereka. Dan kami akan terus melakukannya. Itu manusiawi," ujar Constantine Buhayer, seorang penduduk setempat, kepada Anadolu.
Menurutnya, meskipun ada penggalangan dana resmi dari gereja, ia yakin banyak orang sudah lebih dulu memberikan uang secara pribadi ke komunitas Turki. Sejatinya, mereka adalah masyarakat yang saling mendukung.
Terlebih lagi karena mereka tahu bahwa garis patahan yang melewati Turki juga melewati Yunani. Artinya, apa yang terjadi 6 Februari bukan tak mungkin bakal terjadi Yunani.
Irene Hadjipateras, pengikut gereja lainnya menegaskan bahwa setiap orang, bahkan yang termiskin sekali pun, merogoh kocek dalam-dalam untuk masyarakat Turki yang diluluhlantakkan gempa.
Menurutnya, inilah yang seharusnya dilakukan masyarakat di seluruh dunia.
"Meski selalu berselisih satu sama lain, bagaimanapun juga kita terikat sangat erat melalui sejarah. Dan dalam tragedi seperti ini, kita akan selalu berdiri bersama. Saya pikir itu saling menguntungkan," kata Irene.
Jangan tunggu gempa lagi untuk memperbaiki hubungan
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu memuji dukungan Yunani di hadapan koleganya, Menteri Luar Negeri Yunani Nikos Dendias yang mengunjungi provinsi Hatay, Turki selatan.
“Fakta bahwa Nikos Dendias ada di sini bersama kami hari ini menunjukkan solidaritas rakyat Yunani dengan Turki dan bangsa Turki. Hubungan tetangga yang baik terlihat selama masa-masa sulit seperti ini," ujar Menlu Mevlut.
Ia mengenang gempa Marmara 1999 di Turki, ketika Yunani juga mengalami gempa selang satu bulan setelah Turki.
"Saat itu, awalnya Yunani bergegas membantu kami, kemudian Turki pun bergegas membantu Yunani."
KOMENTAR ANDA