Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

BANYAK perokok berpikir, bahaya memakai likuid vape tidak separah merokok tradisional. Namun faktanya tidak demikian. Seorang perempuan asal Inggris terdiagnosis menderita popcorn lung karena ‘kecanduan’ vape sejak 2021 lalu.

Adalah Abby Flyn, perempuan asal Milton Keynes Inggris yang usianya belum genap 30 tahun. Dalam satu hari, Flyn bisa menghabiskan beberapa botol likuid vape, yang jika dibandingkan setara dengan 140 batang rokok per hari. Sungguh luar biasa.

Hingga akhirnya, pada suatu pagi Flyn mengalami batuk-batuk tanpa henti. Kondisi itu berlangsung selama 18 bulan dan semakin parah setiap harinya. Setelah melakukan pemeriksaan, Flyn dinyatakan positif mengidap bronkiolitis obliterans (BO) atau popcorn lung.

Dokter yang menanganinya sempat mengingatkan Flyn untuk berhenti merokok, karena ia bisa sangat ketergantungan oksigen sebelum usianya mencapai 30. Beruntung, Flyn mendengarkannya dan mengikuti saran dokter untuk berhenti menggunakan vape.

Mengenal Popcorn Lung

Popcorn lung adalah peradangan pada saluran udara paru yang gejalanya mirip dengan penyakit paru pada umumnya. Contohnya seperti batuk, sesak napas, demam, dan berkeringat pada malam hari.

Pada dasarnya, popcorn lung mirip dengan penyakit paru pada umumnya, dengan gejala sebagai berikut:

  • Batuk, terutama sesaat atau setelah beraolahraga. Batuknya terkadang memunculkan lender dan suaranya seperti tersendat, lantaran kadang oksigen yang menukik.
  • Sesak napas (dyspnea) lantaran jaringan parut dan peradangan pada bronkiolus, yaitu saluran udara terkecil di paru-paru. Saat meraadng, dapat memicu sesak napas, apalagi jika dibarengi dengan batuk.
  • Iritasi pada mata, kulit, mulut, dan hidung.
  • Demam, sebagai akibat dari peradangan paru. Demam sendiri merupakan bentuk pertahanan tubuh melawan infeksi yang masuk.
  • Gejala lainnya seperti berkeringat di malam hari, ruam kulit, penurunan berat badan, dan penyakit seperti flu.

Popcorn lung paling sering terjadi pada seseorang yang sering menghirup bahan kimia berbahaya tertentu, seperti partikel dan asap beracun yang ditemukan di pabrik popcorn microwave.

Bisa juga akibat bahan kimia dari rokok elektrik, klorin, ammonia, sulfur dioksida, nitrogen dioksida, atau asap dari pengelasan, asetaldehida, formaldehida, asam hidroklorik, fosgen, gas mustard, dan gas beracun lainnya.




Indonesia Raih “Best Tourism Villages 2024" UN Tourism untuk Desa Wisata dengan Sertifikat Berkelanjutan

Sebelumnya

Konten Pornografi Anak Kian Marak, Kementerian PPPA Dorong Perlindungan Anak Korban Eksploitasi Digital

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News